Jakarta (ANTARA
News) - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) meresmikan berdirinya
Majelis Taufiq Wal Irsyad yang bertugas melakukan analisis terhadap
dinamika kehidupan berbangsa dan beragama melalui telaah Alquran dan
Alhadits untuk menyelesaikan berbagai problema yang dihadapi umat Islam.
Peresmian berdirinya majelis itu dilakukan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas LDII) di IPB International Convention Center, Bogor, Jabar, Rabu (11/4).
Pada kesempatan itu Menteri Agama Suryadharma Ali yang didampingi Ketua Umum DPP LDII Prof Dr Abdullah Syam, menyambut baik berbagai kegiatan positif LDII yang diharapkan dapat menghapus stigma yang muncul Indonesia saat ini dianggap menghambat kebebasan untuk memeluk agama.
Siaran pers Humas LDII yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan, Rakernas LDII di Bogor, 11--12 April 2012 itu mengambil tema "Pengembangan SDM profesional religius untuk Indonesia sejahtera, demokratis dan berkeadilan sosial" dan bertujuan untuk membuat program prioritas yang disesuaikan dengan dinamika sosial, politik dan ekonomi yang terjadi di tanah air. Program-program itu nantinya mengerucut pada pembentukan sumber daya manusia yang profesional dan berakhlak mulia.
Dalam Rakernas LDII juga memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh yang memberikan kontribusi nyata dalam dakwah bil hal, di antaranya Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Sultra Nur Alam (untuk pengembangan wisata bahari); Ketua PBNU Prof Dr Aqil Siradj ( untuk ukhuwah Islamiyah dan wawasan kebangsaan); Prof Dr Malik Fajar (untuk pengembangan pendidikan); dan Bupati Ogan Komering Ilir Ishak Mekki (untuk pembangunan pertanian).
Menurut Abdullah Syam, bahawa penghargaan itu terkait dengan komitmen LDII untuk melakukan kampanye Green Dakwah yaitu dakwah yang mengedepankan, yaitu pertama dakwah berdasarkan Alquran dan Alhadits; kedua, kesalehan sosial dan dakwah dengan santun dan sejuk; ketiga, dakwah yang membawa kemaslahatan umat; keempat, dakwah dengan melakukan penghijauan dengan dasar bahwa menanam pohon adalah sedekah; kelima, tasamuh atau saling mengenal; keenam, saling memahami; ketujuh, saling menolong dan memahami.
"LDII ingin agar umat Islam di Indonesia memiliki kesalehan sosial dan kemandirian individu. Untuk mencapainya LDII telah bekerjasam dengan ormas lainnya seperti PBNU,” katanya.
Abdullah menambahkan, LDII merupakan organisasi masyarakat berbasis agama Islam secara struktural memiliki 33 DPD provinsi, 353 DPD Kota/Kabupaten, 4.500 pengurus cabang (PC ) dan pengurus anak cabang (PAC) seluruh Indonesia.
LDII sangat menjunjung kerukunan umat dan kesatuan NKRI bertujuan meningkatkan peradaban hidup, harkat, dan martabat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara turut serta dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. LDII mendukung terwujudnya masyarakat madani yang demokratis, berakhlaq mulia, sadar akan harga diri bangsa dan berkeadilan social berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.(*)
Peresmian berdirinya majelis itu dilakukan oleh Menteri Agama Suryadharma Ali sekaligus membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas LDII) di IPB International Convention Center, Bogor, Jabar, Rabu (11/4).
Pada kesempatan itu Menteri Agama Suryadharma Ali yang didampingi Ketua Umum DPP LDII Prof Dr Abdullah Syam, menyambut baik berbagai kegiatan positif LDII yang diharapkan dapat menghapus stigma yang muncul Indonesia saat ini dianggap menghambat kebebasan untuk memeluk agama.
Siaran pers Humas LDII yang diterima di Jakarta, Rabu, menyebutkan, Rakernas LDII di Bogor, 11--12 April 2012 itu mengambil tema "Pengembangan SDM profesional religius untuk Indonesia sejahtera, demokratis dan berkeadilan sosial" dan bertujuan untuk membuat program prioritas yang disesuaikan dengan dinamika sosial, politik dan ekonomi yang terjadi di tanah air. Program-program itu nantinya mengerucut pada pembentukan sumber daya manusia yang profesional dan berakhlak mulia.
Dalam Rakernas LDII juga memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh yang memberikan kontribusi nyata dalam dakwah bil hal, di antaranya Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Gubernur Sultra Nur Alam (untuk pengembangan wisata bahari); Ketua PBNU Prof Dr Aqil Siradj ( untuk ukhuwah Islamiyah dan wawasan kebangsaan); Prof Dr Malik Fajar (untuk pengembangan pendidikan); dan Bupati Ogan Komering Ilir Ishak Mekki (untuk pembangunan pertanian).
Menurut Abdullah Syam, bahawa penghargaan itu terkait dengan komitmen LDII untuk melakukan kampanye Green Dakwah yaitu dakwah yang mengedepankan, yaitu pertama dakwah berdasarkan Alquran dan Alhadits; kedua, kesalehan sosial dan dakwah dengan santun dan sejuk; ketiga, dakwah yang membawa kemaslahatan umat; keempat, dakwah dengan melakukan penghijauan dengan dasar bahwa menanam pohon adalah sedekah; kelima, tasamuh atau saling mengenal; keenam, saling memahami; ketujuh, saling menolong dan memahami.
"LDII ingin agar umat Islam di Indonesia memiliki kesalehan sosial dan kemandirian individu. Untuk mencapainya LDII telah bekerjasam dengan ormas lainnya seperti PBNU,” katanya.
Abdullah menambahkan, LDII merupakan organisasi masyarakat berbasis agama Islam secara struktural memiliki 33 DPD provinsi, 353 DPD Kota/Kabupaten, 4.500 pengurus cabang (PC ) dan pengurus anak cabang (PAC) seluruh Indonesia.
LDII sangat menjunjung kerukunan umat dan kesatuan NKRI bertujuan meningkatkan peradaban hidup, harkat, dan martabat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara turut serta dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. LDII mendukung terwujudnya masyarakat madani yang demokratis, berakhlaq mulia, sadar akan harga diri bangsa dan berkeadilan social berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.(*)
Editor: Ruslan Burhani
sudah saatnya dakwah yang menyejukkan, masyarakat sekarang mudah terprovokasi. mudah2an LDII bisa diterima secara meluas
BalasHapusinfo bagus ini Pak
BalasHapusmantap....... semoga LDII semakin banyak meningkatkan kegiatan-kegiatan positif
BalasHapus