Awal dijatuhkan dari pucuk tertinggi si 'kelapa' meraung kesakitan, " Oh aduh ! Sakitnya diriku. Mengapa engkau lempar begitu keras wahai tuan ? " . Namun si tuan pemilik pohon kelapa tetap saja acuh, semakin semangat dia melempar 'kelapa' itu kebawah dengan tangan kekarnya.
Jatuhnya pun tak pilih tempat , saat di bawah ada batu lalu menghantamnya hingga 'braak!!" kelapa terkoyak. Terkadang di bawah adalah lumpur, proottt!, dan kelapa berlumuran penuh kotor. " Ah, celaka aku ! " demikian si kelapa mengeluh.
Selesai mengambil kelapa di pucuk, si tuan turun dan memunguti buah kelapa yang berhamburan di bawah. Dimasukkan 'kelapa' dalam karung lalu pulanglah ia ke rumah.
"Brakkk !!! " begitu suara karung yang berisi kelapa dilempar di belakang rumah. Sekali lagi 'kelapa' meraung kesakitan. "Ah apa daya diri ini .. " rintihnya.
Terlihat si tuan bergegas masuk ke rumah, lalu keluar kembali dengan membawa parang. " Aduh - aduh, hendak tuan apakan lagi diriku ? " ratap 'kelapa".
Si Tuan dengan gesit mengambil buah kelapa, tangannya mulai beraksi, parang yang tajam itupun mencabik-cabik 'kelapa' .
Oh sengsaranya 'kelapa', bertubi - bertubi dibenam dalam sengsara dan derita.
Tak seberapa lama kemudian dari dalam rumah terdengar suara isteri si tuan, " Pak, apakah kelapa sudah selesai dikupas ? " . "Udah Bu ! " jawab si tuan.
Selanjutnya si Ibu, dengan sigap memotong - motong 'kelapa' menjadi beberapa bagian, lalu memarutnya, krek kreekkk , dan "Ahhhhh aduuuhhhh !!! Sakitnya !! " , jerit si 'kelapa' . Paku - paku tajam alat pemarut itu mengoyak 'kelapa' hingga menjadi butiran - butiran kecil berhamburan.
" Kapan derita ini berakhir ?? " isak si 'kelapa'
Saudara,
Dalam surat Al Fatihah, Alloh berfirman :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Hendaklah selalu diingat, Alloh mempunyai kekuasaan yang tiada berbatas. Niscaya keluh kesah dan permintaan pertolongan hamba Nya selalu didengar.
Ujian dan cobaan dalam kehidupan di dunia selalu ada. Berbeda antara satu dengan lainya, besar kecil atau ringan beratnya. Namun yakinlah bahwa Alloh sekali - kali tidak memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya :
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًۭا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَـٰفِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". [Surat Al-Baqarah (2) ayat 286]
Lalu si 'kelapa' tersadar, dan buru - buru ia mengembalikan semua kejadian yang dialaminya hanya kepada Alloh Sang Pencipta. Ia mulai terlihat tenang dan nampak ceria.
قَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ مَا نَعْمَلُ فِيهِ أَمْرٌ مُبْتَدَعٌ أَوْ مُبْتَدَأٌ أَوْ فِيمَا قَدْ فُرِغَ مِنْهُ فَقَالَ فِيمَا قَدْ فُرِغَ مِنْهُ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ وَكُلٌّ مُيَسَّرٌ أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَإِنَّهُ يَعْمَلُ لِلسَّعَادَةِ وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَإِنَّهُ يَعْمَلُ لِلشَّقَاءِUmar pernah bertanya, "Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu apakah kami melakukan sesuatu yang diada-adakan atau sesuatu yang baru (belum ditentukan takdirnya) atau sesuatu yang sudah ditetapkan takdirnya?" Maka beliau pun menjawab: "Sesuatu yang sudah ditetapkan atas takdirnya, wahai Ibnul Khaththab, dan setiap orang akan dimudahkan, adapun orang yang termasuk Ahlu Sa'adah (orang yang berbahagia) maka dia akan beramal untuk kebahagiaan, sedangkan orang yang termasuk ahlu saqa' (orang yang celaka) maka dia akan beramal untuk kecelakaan." HR Tirmidzi
Si ibu kemudian mencampur parutan kelapa dengan sedikit air, dan lalu memerasnya. Si 'kelapa' tersenyum, ia begitu pasrah saat tangan ibu mengepal - ngepalnya, ia keluarkan 'santan' nya yang putih bersih, terus, terus hingga tak keluar lagi.
" Aku harus berbagi kenikmatan kepada yang lain, silakan ibu peras aku, kuberikan santan terbaik yang kupunya ! ", nampak senyum keikhlasan si kelapa.
الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang dibawah. Tangan di atas adalah tangan pemberi sementara tangan yang di bawah adalah tangan peminta-minta." HR Muslim
Di meja telah siap berbagai adonan tepung, bermacam - macam kue yang hendak dibuat oleh si ibu. Dan tentu saja, ada campuran santan didalamnya.
Dan hmmmm begitu selesai kue dibuat, harum kue dan terbayang rasa nikmatnya.
Sesuai pesanan hari ini, si ibu mengantar kue - kue itu ke rumah Bupati, pejabat tertinggi di tempat si tuan dan si ibu berada.
Si 'kelapa' riang gembira !
سَيَجْعَلُ ٱللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍۢ يُسْرًۭاSaudara,
Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. [Surat At-Talaq (65) ayat 7]
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, [Surat Al-Insyirah (94) ayat 5]
إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًۭا
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. [Surat Al-Insyirah (94) ayat 6]
Hidup hanya sekali, nikmati pemberian Alloh Ta'ala. Apapun adanya. Memperbanyak bersyukur dan berserah diri kepada Alloh niscaya Alloh akan memberikan yang terbaik buat hamba Nya.
Semoga Alloh selalu memberi manfaat dan barokah !