"Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adhha) yang lebih dicintai oleh Alloh selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada Alloh sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bergembiralah wahai diri ! " HR Tirmidzi
Jakarta (2/8). Warga LDII di seluruh Indonesia merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban pada 31 Juli 2020. Untuk kurban tahun ini, menurut data yang dihimpun DPP LDII, di seluruh Indonesia atau 34 provinsi jumlah kurban yakni 20.848 sapi, 18.556 kambing, dan 20 kerbau.
“Angka ini naik 30 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar Wakil Sekretaris Umum DPP LDII, Ibnu Anwar Chairuddin. Menurut Ibnu, DPP LDII hanya menghimpun data jumlah kurban, bukan menghitung nilai ekonomisnya.
Meskipun DPP LDII tak menyebut angka, dari reportase di lapangan, bila harga rata-rata seekor sapi Rp20 juta, kambing Rp2,5 juta, dan kerbau Rp30juta, nilai kurban warga LDII di seluruh Indonesia bisa mencapai Rp464 miliar.
Kenaikan ini bagi DPP LDII juga cukup menggembirakan, pasalnya gairah melaksanakan ibadah kurban masih sangat tinggi, ketika wabah virus corona mengakibatkan perlambatan gerak ekonomi secara nasional. Lantas, bagaimana warga mampu meningkatkan nilai kurban tersebut.
“Pertama, warga LDII sangat termotivasi dengan nilai ibadah dari kurban. Setiap pengajian, para ulama dan juru dakwah mengingatkan sejarah kurban, pahala, dan manfaatnya,” ujar Ibnu. Soal ibadah, kurban merupakan perintah Allah dalam Surat Al-Kautsar.
Dari sisi sejarah, kurban merupakan keikhalasan, ketaatan, dan tawakal yang tinggi dari Nabi Ibrahim ketika diperintah menyembelih putranya, Nabi Ismail. Dan dari sisi pahala, seluruh bulu pada hewan kurban – baik bulu halus dan kasar – dihitung satu pahala.
“Motivasi dari para ulama itulah yang membuat warga LDII berlomba-lomba dalam kebaikan,” ujar Ibnu Anwar. Frekuensi pengajian di lingkungan LDII di tingkat Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC), yang rata-rata tiga kali seminggu dimanfaatkan untuk menabung kurban.
Sejak kurban tahun lalu dilaksanakanan, saat pengajian dibuka kembali, warga LDII menabung. Mereka menuliskannya pada buku tabungan kurban, berserta nilai kurban berupa sapi, kambing, ataupun kerbau, “Otomatis melihat buku tabungan kurban tersebut mereka termotivasi dan sebulan atau dua bulan menjelang kurban nasehat-nasehat dari para ulama mengenai kurban digaungkan kembali,” papar Ibnu.
Inilah yang membuat warga LDII selalu berkurban dalam jumlah yang besar. Sementara itu, Ruly Bernaputra, Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII menyatakan, tema kurban kali ini “Berbagi di Tengah Pandemi, Wujud Kepedulian Terhadap Sesama”.
“Tema ini aktual dengan kondisi bangsa saat ini, di mana wabah merusak perekonomian, menciptakan krisis ekonomi terutama di perkotaan. Dalam kondisi ini, ikatan berbangsa dan bernegara harus ditumbuhkan dengan semangat bergotong royong dan berbagi,” ujar Ruly Bernaputra.
Ruly mengatakan teknik pembagian hewan kurban di Jakarta dan di daerah-daerah zona merah wabah di Indonesia, dilakukan dengan cara dikirim ke RT dan RW. Dari para pengurus RT dan RW didistribusikan ke rumah warga agar tak terjadi penumpukan warga.
Dari sisi pelaksanaan kurban, sebulan sebelum kurban DPW dan DPD LDII bekerja sama dengan Forum Komunikasi Kesehatan Indonesia (FKKI) melakukan webinar, mengenai tata cara penyebelihan hewan kurban pada masa pandemi, “Salah satunya mereka yang kondisi kesehatannya kurang fit dilarang menangani daging kurban,” imbuh Ruly.
Para warga yang memotong hewan kurban, harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Dan hanya mereka yang bertugas, yang diperbolehkan berada di lingkungan masjid atau tempat penyembelihan, “Dengan demikian pelaksanaan kurban tahun ini bisa berjalan aman, tertib, dan tetap mematuhi protokol kesehatan,” pungkas Ruly.(*)
Pers Rilis DPP LDII