SAMARINDA – DPW LDII Kaltim mengikuti kegiatan Sarasehan Nasional Usaha Bersama atau UB yang diselenggarakan oleh Departemen Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat DPP LDII. Sarasehan ini digelar daring Zoom Meeting dan diikuti peserta dari 34 Provinsi di Indonesia, Minggu (14/2).
Sarasehan dibuka secara resmi oleh Ketua DPP LDII Dr. Ardito Bhinadi, pakar ekonomi syariah dan juga dosen Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional UPN Veteran Jogjakarta. Pada kesempatan ini Ardito mewakili Pj. Ketum Ir.H. Chriswanto Santoso yang berhalangan hadir.
Dalam sambutannya Ardito mengingatkan bahwa UB merupakan salah satu program Dewan Penasehat DPP LDII yang sangat perlu didukung dan disukseskan keberadaannya. Hal ini lantaran UB menyertakan seluruh warga LDII sebagai pemilik saham dalam upaya meningkatkan perekonomian warga dan memberikan tambahan penghasilan bagi pelaku usaha dan pemilik saham itu sendiri. UB dilaksanakan dengan sistem syariah sehingga terjamin kehalalannya.
“Mendirikan UB tidak hanya upaya di bidang ekonomi, tapi ada unsur ibadah ketika memberi manfaat bagi umat. Ruginya saja untung apalagi untung,” tutur Ardito. “Jika UB sudah besar dan berhasil, maka perlu membentuk badan hukum seperti PT sehingga lebih luas pergerakan ekonominya,” tambah Ardito.
Acara yang digelar sejak pagi pukul 08.30 WITA hingga siang hari pukul 13.00 WITA ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Ketua Departemen EPM DPP Ari Wibisono, Pioner UB pertama di Indonesia H. Bambang Kusumanto serta Lilik Istanta yang menjelaskan tentang Akuntansi dan Perpajakan.
Ari Wibisono dalam paparannya menjelaskan tentang Rencana Kerja UB RKUB dan 5 level pengusaha UB, yaitu level 1: employee/UKM, level 2: Manager, level 3: Direktur, level 4:investor dan level 5:Pengusaha sejati. Sementara H.Bambang yg ikut mendirikan UB pertama kalinya thn 1998 sjk krisis ekonomi ini memberikan materi Sejarah dan Filosofi UB.
“Dulu UB dibangun dalam kondisi ekonomi belum stabil sehingga banyak yang gagal. Namun sekarang sudah semakin maju terutama adanya teknologi yang mempermudah pemasaran,” tutur Ari Wibisono
H. Bambang Kusumanto juga bercerita tentang sejarah UB didirikan oleh 11 orang warga LDII pada tahun 1998. “Banyak tantangannya dan bahkan beberapa UB rugi sehingga bangkrut. Terutama karena salah mengelolanya disebabkan kurangnya SDM saat itu,” papar Bambang.
Kegiatan sarasehan sebagai upaya menggali pemikiran dari berbagai elemen Usaha Bersama (UB) mengenai peluang meningkatkan peran, operasional dan kinerja UB di berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan Sarasehan Nasional ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah berdirinya UB dan dilaksanakan secara daring atau online serta diikuti sekitar 500 peserta lebih yang terbagi dalam beberapa titik studio daerah di 34 provinsi dan ratusan kabupaten kota.
Sementara itu, di Provinsi Kalimantan Timur tingkat perkembangan UB hampir merata ada di 9 kabupaten kota. Dalam sarasehan ini, seluruh kabupaten kota hadir daring. “Kecuali Kabupaten Mahulu,” tutur Wildan Taufik, Sekretaris DPW LDII Kaltim.
Ketua DPW LDII Kaltim Prof.Dr.Ir.Krishna P.Candra MS mengikutisertakan semua UB di Kaltim dari unsur TPUB, Pengurus UB dan juga Biro EPM sebanyak 35 orang. Peserta dari UB Kaltim diantaranya adalah UB Olah Barokah Samarinda, UB Desa Ulu Samarinda, UB Pasarbaru Bpp, UB Ringroad Jaya Abadi Bpp, UB Bekawan Bengalon Kutim, UB Prima Mandiri Kutim, UB Syarekah Permai Kutim, UB Desa Tenggarong, UB Sumber Barokah Bontang, UB Berkah Jaya Bontang, UB Karomah Bontang, UB Amanah Btg, UB Mandiri Paser, dan UB Desa Sebulu.
Sarasehan ini dilaksanakan sebagai upaya membantu UB di seluruh daerah di Indonesia mempersiapkan diri dalam menyusun laporan tahunan dan rencana kerja yang baik.
Ketua DPW Candra sangat mengapresiasi Sarasehan Nasional UB yang dilakukan oleh DPP LDII.
“Saya yakin dgn penguatan wawasan tentang UB dan berbagai cara pengelolaan UB yang baik sesuai syariah akan menghasilkan UB yang kuat, amanah berhasil, dan mampu mensejahterakan semua anggotanya khususnya warga LDII,” tuturnya
“Kaltim sendiri saat ini diketahui memiliki beberapa UB yang bahkan modalnya ada yang sudah mencapai 5 Milyar lebih dan meraih keuntungan pertahunnya mencapai 500-700 juta lebih, yaitu UB Olah Barokah di Samarinda” tambah Prof. Candra.
Prof. Candra mendorong UB di Kaltim segera membentuk Forkom UB sebagai wadah saling memperkuat wawasan dan melebarkan investasi modal dalam berbagai bidang.
“Bisa mencontoh Forkom UB Jatim, Jateng, Jabar, Jogja dan lainnya yang telah berhasil meningkatkan omset dan keuntungan setiap tahunnya, atau bahkan Kaltim bisa belajar studi banding ke UB Natar Lampung yang mampu meraih keuntungan fastastis tahun 2020 hingga 11 Milyar,” pungkasnya. (Wildan/SA/LINES)