Pernah melempar mata uang koin 1000 rupiah edisi 2016 ? Alhasil akan diperoleh peluang dua kemungkinan, jika tidak pada posisi sisi koin yang bertuliskan angka seribu tentu di sisi koin bergambar sosok I Gusti Ketut Puja. Menimbang dari hasil yang didapat, maka aktifitas melempar koin sering digunakan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat mengundi, semisal dipertandingan catur untuk menentukan siapa pemegang bidak hitam atau putih.
Di kehidupan sehari-hari kita pun sering dihadapkan pada beberapa pilihan yang harus kita tentukan. Pilihan antara 'iya' atau 'tidak', memperkirakan dengan menimbang sebaik dan sebenar mungkin, besar kecil resiko atas keputusan yang akan diambil, seberapa besar manfaat atau mudhorot yang bakal didapat, atau asumsi - asumsi lain yang sehingga kita mantap pada satu pilihan tersebut.
Dalam ilmu matematika dikenal istilah probabilitas, yang didifinisikan sebagai peluang atau kemungkinan suatu kejadian, suatu ukuran tentang kemungkinan atau derajat ketidakpastian suatu peristiwa (event) yang akan terjadi di masa mendatang. Semisal si fulan hendak pergi keluar rumah, ia menatapkan pandangannya ke langit terlihat dipenuhi mendung hitam gelap bergumpal-gumpal disertai sesekali terdengar bunyi gemuruh guntur di kejauhan. Dengan kondisi seperti tersebut, ia bisa memperkiran bahwa kemungkinan hujan akan lebih besar daripada tidak. Pilihannya menunda keberangkatan atau tetap berangkat dan kemungkinan besar kehujanan.
Anugerah berupa kemampuan berfikir dan menganalisa sebuah peristiwa yang diberikan Allah kepada manusia, dimanfaatkan sebagai sebuah usaha penjagaan diri agar aktifitas atau hajat yang hendak dilakukan berjalan sesuai rencana. Contohnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) secara realtime memberikan informasi kepada khalayak berkenaan dengan kondisi cuaca terkini dan yang akan datang.
Melalui Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, Islam memberikan tuntunan bagi muslim agar memohon petunjuk kepada Allah Ta'ala atas perkara yang hendak mereka kerjakan atau putuskan. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُوسُفَ السُّلَمِيُّ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الْمَوَالِي قَالَ سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ الْمُنْكَدِرِ يُحَدِّثُ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَلِّمُنَا الِاسْتِخَارَةَ كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالْأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلَا أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلَا أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلَّامُ الْغُيُوبِ اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ هَذَا الْأَمْرَ فَيُسَمِّيهِ مَا كَانَ مِنْ شَيْءٍ خَيْرًا لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ خَيْرًا لِي فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي وَبَارِكْ لِي فِيهِ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ يَقُولُ مِثْلَ مَا قَالَ فِي الْمَرَّةِ الْأُولَى وَإِنْ كَانَ شَرًّا لِي فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُمَا كَانَ ثُمَّ رَضِّنِي بِهِ
Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Yusuf As Sulami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Khalid bin Makhlad] berkata, telah menceritakan kepada kami ['Abdurrahman bin Abu Al Mawali] berkata; aku mendengar [Muhammad Ibnul Munkadir] menceritakan dari [Jabir bin Abdullah] berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajari kami do`a istikharah sebagaimana beliau mengajari kami surat Al Qur`an.
Beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian menginginkan sesuatu hendaklah shalat sunnah dua raka'at, setelah itu ucapkanlah;
"ALLAHUMMA INNI ASTAKHIIRUKA BI 'ILMIKA WA ASTAQDIRUKA BI QURATIKA WA AS`ALUKA MIN FADLIKAL 'AZHIIM FA INNAKA TAQDIRU WA LAA AQDIRU WA TA'LAMU WA LAA A'LAMU WA ANTA ALLAAMUL GHUYUUB ALLAHUMMA IN KUNTA TA'LAMU HADZAL AMRA KHAIRAN LI FII DIINI WA MA'AASYII WA 'AAQIBATI AMRII AU KHAIRAN LII FII 'AAJILI AMRII WA AAJILIHI FAQDURHULII WA YASSIRHULII WA BAARIKLII FIIHI WA IN KUNTA TA'LAMU SYARRAN LII FASHRIFHU 'ANNII WASHRIFNII 'ANHU WAQDURHULIL KHAIRA HAISTUMAA KAANA TSUMMA RADLDLINII BIHI
(Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan yang tepat kepada-Mu dengan ilmu pengetahuan-Mu dan aku memohon kekuasaan-Mu (untuk mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaan-Mu. Aku mohon kepada-Mu sesuatu dari anugerah-Mu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Maha Agung, sesungguhnya Engkau Maha kuasa, sedang aku tidak kuasa, Engkau mengetahui sedang aku tidak mengetahui, dan Engkau adalah Maha Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (menyebutkan apa yang menjadi persoalannya) lebih baik dalam agama dan kehidupanku, dan akibat terhadap diriku, atau beliau mengatakan: "baik bagiku di dunia dan di akhirat, maka takdirkanlah untukku, mudahkan, dan berkahilah. Akan tetapi jika Engkau tahu bahwa perkara ini -ia menyebutkan kembali persoalan yang ia sebutkan di muka- berakibat buruk bagiku, maka singkirkanlah persoalan tersebut dan jauhkan aku darinya. Takdirkanlah untukku di mana pun kebaikan itu berada, kemudian ridlailah aku dengannya. "
Beberapa manfaat bagi muslim yang melakukan sunah istikharah tersebut :
- Mengakui akan kebesaran dan kekuasaan Allah. Manusia makhluk yang lemat dihadapan Tuhan, tak mampu menjangkau kejadian yang bakal terjadi kemudian hari.
- Meningkatkan taqwa dan tawakkal. Pasrah terhadap apapun yang menjadi bagian kehidupannya.
- Berhati - hati dalam setiap memutuskan tindakan dan perbuatan. Bisa menyadari bahwa apapun keinginannya, apabila Allah tidak berkehendak maka tidak akan terlaksana. Manusia boleh berencana, tapi Tuhan yang menentukan.
- Sepenuhnya sadar, hasil dari keputusan tersebut adalah yang terbaik untuk dirinya.
Hendaklah tiap muslim dapat melaksanakan sunah tersebut di setiap perkaranya. Dengan demikian keputusan yang diambil tidak semata-mata atas jerih payah pemikirannya semata, namun lebih utama sebab mendapatkan petunjuk dan ridho dari Allah Subhanahu wata'ala.