Tholabul ilmi faridhotun ala kulli muslimin
Mencari ilmu itu wajib bagi tiap-tiap muslim (HR. Muslim)
Manfaat menuntut ilmu atau ngaji antara lain :
a. Menambah pengetahuan
b. Menghilangkan kebodohan
c. Mengesahkan amalan
d. membedakan halal-haram, mulia-hina, pahala-dosa
e. Menjamin sahnya pengamalan ibadah yang dikerjakan, sebab suatu amalan ibadah yang tidak didasari pengetahuan ilmu/ dalilnya tidak diterima Allah.
f. Menjaga kemurnian agama Islam, menghindari ro’yu, angan-angan, pendapat atau liberalisasi dalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.
g. Menguasai ilmu Quran Hadist merupakan syarat mutlak hidupnya agama Islam dan tegaknya keimanan seorang Muslim.
h. Dengan mengetahui dasar dalil dalam Quran & Hadist akan memahami hak dan kewajiban masing-masing sebagai orang Islam, sehingga mudah dinasehati, diarahkan dan diajak untuk beribadah dan beramal sholeh.
i. Mengaji Quran Hadist memang merupakan kewajiban pokok dalam Islam
j. Berkurangnya amalan yang jelek (kemaksiatan) dan masih banyak lagi manfaatnya.
Suatu ketika, Nabi Sulaiman ditawari oleh Allah untuk memilih antara ilmu, harta, dan tahta. Nabi Sulaiman dengan tegas memilih ilmu, dan pilihan tersebut terbukti adalah yang terbaik.
Ilmu Lebih Baik Daripada Harta
Keutamaan ilmu atas harta dapat diketahui dari beberapa segi:
· Pertama : Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan harta adalah warisan para raja dan orang-orang kaya.
· Kedua : Ilmu akan menjaga pemiliknya, sedangkan pemilik harta menjaga hartanya.
· Ketiga : Harta akan habis dengan dibelanjakan, sedangkan ilmu akan bertambah jika diajarkan.
· Keempat : Apabila meninggal dunia, pemilik harta akan berpisah dengan hartanya, sedangkan ilmu akan masuk bersamanya ke dalam kubur.
· Kelima : Harta dapat diperoleh orang-orang mukmin maupun kafir, orang baik maupun orang jahat. Sedangkan ilmu yang bermanfaat hanya dapat diperoleh orang-orang yang beriman.
· Keenam : Orang yang berilmu dibutuhkan oleh para raja dan selain mereka, sedangkan pemilik harta hanya dibutuhkan oleh orang-orang miskin.
· Ketujuh : Nilai orang kaya ada pada hartanya dan nilai orang yang berilmu ada pada ilmunya. Apabila hartanya lenyap, lenyaplah nilainya dan tidak tersisa tanpa nilai, sedangkan orang yang berilmu nilai dirinya tetap langgeng, bahkan nilainya akan terus bertambah.
· Kedelapan : Tidaklah satu orang melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala, melainkan dengan ilmu, sedangkan sebagian besar manusia berbuat maksiat kepada Allah lantaran harta mereka.
· Kesembilan : Orang yang kaya harta selalu ditemani dengan ketakutan dan kesedihan, ia sedih sebelum mendapatkannya dan merasa takut setelah memperoleh harta, setiap kali hartanya bertambah banyak, bertambah kuat pula rasa takutnya. Sedangkan orang yang kaya ilmu selalu ditemani rasa aman, kebahagiaan, dan kegembiraan.