Kota Yogyakarta (22/2) – Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII Kota Yogyakarta menggelar Jaksa Masuk Pesantren, Minggu (19/2/2023). Pada kesempatan ini menghadirkan Kejaksaan Negeri Yogyakarta untuk memberikan materi Sosialisasi Wawasan Kebangsaan. Acara berlangsung di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Arroyan-Baitul Hamdi, Kepuh GK III/868, Klitren, Gondokusuman, Yogyakarta.
Peserta terdiri dari Pengurus Harian DPD LDII Kota Yogyakarta, ketua Pimpinan Cabang (PC) LDII se-Kota Yogyakarta dan santri PPM Arroyan Baitul Hamdi. Hadir pada kesempatan ini, Bhabinsa Kalurahan Klitren, Bhabinkamtibmas Kalurahan Klitren dan Dewan Penasihat DPD LDII Kota Yogyakarta.
Ketua DPD LDII Kota Yogyakarta, H. Herman Suherman, S.H. menyampaikan bahwa agar para santri memiliki cinta NKRI, maka perlu memahami wawasan kebangsaan. Hal ini sebagai tindak lanjut bidang pertama dari 8 bidang program Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII untuk bangsa. “Wawasan Kebangsaan merupakan program nomor satu, kemudian disusul bidang lainnya,” tegasnya.
Secara lengkap, 8 bidang DPP LDII meliputi bidang kebangsaan, bidang keagamaan, bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang pangan dan lingkungan, bidang kesehatan alami, bidang teknologi digital, dan bidang energi baru terbarukan.
Bagus Kurnianto, S.H., pemateri dari Kejaksaan Negeri Yogyakarta menyampaikan perlunya sosialisasi wawasan kebangsaan adalah karena pengaruh globalisasi yang mau tidak mau melewati semua 4 nilai berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika). Salah satunya yaitu Pancasila, yang lahir bukan hanya hasil rapat, tapi sudah benar didoakan dan diupayakan. “Indonesia merupakan negara yang bukan remeh, dengan adanya bantuan para kyai, Indonesia juga bisa berdiri,” katanya.
Ditambahkan pula, sebagai warga negara Indonesia yang sudah merdeka, perlu memegang JAS MERAH (jangan sekali-kali melupakan sejarah) yang merupakan istilah yang digunakan Bung Karno, Presiden RI pertama, untuk mengingatkan kaum muda saat itu. “Para santri juga harus ingat istilah JAS HIJAU (Jangan sekali-kali melupakan Ulama),” ujarnya.
Mengakhiri materinya, Jaksa Kurnianto mengharapkan nilai-nilai kebangsaan ini dapat dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan atau penyanggah dalam menyusun program kerja dan dalam melaksanakan setiap kegiatan yang dilakukan. “Ditangan adik-adiklah nasib bangsa ditentukan,” pesannya.