Puasa Ramadan adalah salah satu ibadah wajib umat Islam yang dilakukan selama satu bulan penuh setiap tahunnya. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT, puasa Ramadan juga memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh dan jiwa kita. Salah satu manfaatnya adalah dalam membentengi diri kita dari sifat riya' dan takabur.
Riya' adalah perilaku yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain, bukan semata-mata karena ingin beribadah kepada Allah SWT. Sedangkan takabur adalah rasa bangga diri yang berlebihan, merasa lebih baik dan lebih unggul dari orang lain.
Puasa Ramadan adalah saat yang tepat untuk membentengi diri kita dari sifat riya' dan takabur. Dalam puasa Ramadhan, kita belajar untuk menahan diri dari keinginan duniawi untuk lebih memfokuskan diri pada ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan puasa ini, kita menjadi lebih rendah hati, menghargai waktu, dan juga mempertajam rasa empati terhadap orang lain.
Selama puasa, kita belajar untuk menahan diri dari keinginan duniawi seperti makan, minum dan hubungan suami istri. Menahan diri dari keinginan itu akan meningkatkan kesabaran dan kekuatan diri kita, serta memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih menyerahkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki kualitas keimanan dan ketaqwaan kita.
Dalam konteks sosial, puasa Ramadan juga menuntut kita untuk lebih perhatian dan peduli terhadap sesama. Karena kita merasakan lapar dan dahaga saat berpuasa, kita akan lebih memahami kondisi orang-orang yang hidup dalam kemiskinan dan kekurangan.
Dalam esensi, puasa Ramadan membentengi kita dari sifat riya' dan takabur, dan mengajarkan kita untuk menjadi rendah hati dan lebih bersahaja. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan momentum Ramadan ini dengan sebaik mungkin untuk memperbaiki diri dan memperkuat kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Sementara itu, takabur adalah sifat yang membuat seseorang merasa lebih tinggi atau lebih baik dari orang lain, sehingga membuatnya merendahkan orang lain dan meningkatkan rasa kesombongan dalam hatinya. Kedua sifat ini adalah sifat yang seringkali merusak nilai-nilai kebaikan dalam diri seseorang.
Puasa Ramadan membentengi kita dari sifat riya' dan takabur karena selama berpuasa, kita belajar untuk menahan diri dari melakukan hal-hal yang menurut ajaran Islam dianggap sebagai hal yang jelek. Kita belajar untuk mengendalikan diri dan membentuk karakter dan sifat-sifat yang lebih baik seperti kesabaran dan disiplin.
Selain itu, puasa juga membantu kita untuk menjadi lebih menghargai kebersamaan dengan orang lain, terutama keluarga dan teman-teman di sekitar kita. Hal ini akan membantu kita untuk menjadi lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, dan menghindari sifat sombong yang dapat merusak hubungan kita dengan sesama.
Contoh dari bagaimana puasa Ramadan membentengi kita dari sifat riya' dan takabur adalah sebagai berikut:
1. Saat berpuasa, kita diharuskan menahan nafsu untuk makan, minum dan melakukan berbagai hal yang memuaskan hawa nafsu. Ini mengajarkan kita untuk selalu mengontrol hawa nafsu dan menahan diri dari melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti riya' dan takabur.
2. Selama bulan Ramadan, umat Islam berpuasa selama sehari penuh. Ini membuat kita berada dalam keadaan yang sama dengan orang-orang lain, tidak terkecuali dari orang yang lebih miskin ataupun orang yang lebih kaya. Ini membuat kita lebih peka pada kesulitan orang lain dan dapat membantu kita mengurangi sifat takabur.
3. Puasa Ramadan juga mengajarkan kita untuk lebih banyak melakukan ibadah dan membaca Al-Quran. Dengan fokus pada ibadah dan kegiatan positif lainnya, kita menjadi lebih terarah pada ketaatan dan meningkatkan kesadaran bahwa Tuhan-lah yang memerintah atas hidup kita. Ini mengurangi motivasi untuk melakukan riya' atau takabur atas tindakan-tindakan baik yang kita lakukan.
Oleh karena itu, dengan menerapkan prinsip dan tata cara puasa Ramadan secara benar, kita dapat merasakan manfaat dari puasa ini dalam membentengi kita dari sifat riya' dan takabur yang dapat merusak nilai-nilai kebaikan.