Dhomir atau Kata Ganti dalam Bahasa Arab

Dhomir atau Kata Ganti dalam Bahasa Arab


Dalam berkomunikasi, kita sering menggunakan kata ganti untuk menggantikan nama orang atau benda yang sudah diketahui oleh pembicara dan pendengar. Kata ganti ini berguna untuk menghindari pengulangan yang monoton dan menjaga keterkaitan antara kalimat-kalimat yang disampaikan. Dalam bahasa Indonesia, contoh kata ganti adalah saya, kamu, dia, kita, mereka, dan sebagainya. Dalam bahasa Arab, kata ganti disebut dengan isim dhomir (اسم الضمير).

Isim dhomir adalah salah satu jenis isim yang menunjukkan kepada mutakallim (pembicara), mukhathab (lawan bicara), atau ghaib (obyek yang dibicarakan). Isim dhomir juga berfungsi untuk menggantikan penyebutan kata-kata yang banyak dan menempati kata-kata itu dengan sempurna tanpa merubah makna yang dimaksud. Isim dhomir dalam bahasa Arab memiliki beberapa macam dan bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan konteks kalimat. Secara garis besar, isim dhomir dibagi menjadi dua bagian, yaitu dhomir bariz (ضمير بارز) dan dhomir mustatir (ضمير مستتر). Dhomir bariz adalah kata ganti yang tampak secara jelas dalam pelafadzannya, baik ketika berdiri sendiri atau tidak bersambung dengan kata lainnya (munfashil), maupun saat disambung dengan kata lainnya (muttashil). Dhomir mustatir adalah kata ganti yang tidak tampak secara jelas dalam pelafadzannya, tetapi tersirat dalam akhiran kata.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang dhomir bariz munfashil, yaitu kata ganti yang berdiri sendiri dan tidak bersambung dengan kata lainnya. Dhomir bariz munfashil terdiri dari 14 bentuk yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin (mudzakkar atau maskulin dan muannats atau feminin) dan jumlah (mufrad atau tunggal, mutsanna atau dua, dan jamak atau plural). Selain itu, kita juga akan membahas tentang fungsi dan contoh penggunaan dhomir bariz munfashil dalam kalimat.

Dhomir Bariz Munfashil

Dhomir bariz munfashil adalah kata ganti yang berdiri sendiri dan tidak bersambung dengan kata lainnya. Dhomir bariz munfashil terdiri dari 14 bentuk yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin (mudzakkar atau maskulin dan muannats atau feminin) dan jumlah (mufrad atau tunggal, mutsanna atau dua, dan jamak atau plural). Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan 14 bentuk dhomir bariz munfashil beserta artinya:

NoMudzakkarMuannatsArti
1أناأناSaya/aku
2نحننحنKami/kita
3أنتَأنتِKamu (tunggal)
4أنتُماأنتُماKamu (dua)
5أنتُمأنتُنَّKamu (jamak)
6هوَهيَDia (tunggal)
7هماهماDia (dua)
8همهنَّDia (jamak)

Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membedakan bentuk-bentuk dhomir bariz munfashil, yaitu:

  • Bentuk dhomir bariz munfashil untuk orang pertama (mutakallim) tidak membedakan jenis kelamin, yaitu أنا untuk tunggal dan نحن untuk jamak.
  • Bentuk dhomir bariz munfashil untuk orang kedua (mukhathab) dan orang ketiga (ghaib) membedakan jenis kelamin, yaitu mudzakkar untuk maskulin dan muannats untuk feminin. Perbedaan jenis kelamin ini dapat dilihat dari akhiran kata, yaitu ة untuk muannats tunggal, ما untuk muannats dua, dan نَّ untuk muannats jamak.
  • Bentuk dhomir bariz munfashil untuk orang kedua (mukhathab) dan orang ketiga (ghaib) juga membedakan jumlah, yaitu mufrad untuk tunggal, mutsanna untuk dua, dan jamak untuk plural. Perbedaan jumlah ini dapat dilihat dari akhiran kata, yaitu tanpa akhiran untuk mufrad, ما untuk mutsanna, dan م atau نَّ untuk jamak.


Fungsi Dhomir Bariz Munfashil

Dhomir bariz munfashil memiliki beberapa fungsi dalam kalimat, antara lain:

  • Sebagai mubtada’ (مبتدأ), yaitu isim yang berfungsi sebagai subjek dalam kalimat nominal. Contoh:

    • أنا طالبٌ جديدٌ في هذه المدرسةِ. Saya adalah siswa baru di sekolah ini.
    • همْ يسافرونَ إلى مصرَ. Mereka berangkat ke Mesir.
  • Sebagai khabar (خبر), yaitu isim yang berfungsi sebagai predikat dalam kalimat nominal. Contoh:

    • الطالبُ هوَ أحمدُ. Siswa itu adalah Ahmad.
    • الأستاذةُ هيَ فاطمةُ. Guru itu adalah Fatimah.
  • Sebagai maf’ul bih (مفعول به), yaitu isim yang berfungsi sebagai objek dalam kalimat verbal. Contoh:

    • رأيتُهُ في السوقِ. Aku melihatnya di pasar.
    • علَّمْتُهُنَّ القرآنَ. Aku mengajarkan mereka Al-Quran.
  • Sebagai mudhaf ilaih (مضاف إليه), yaitu isim yang berfungsi sebagai kata yang disandarkan kepada kata sebelumnya dalam konstruksi idhafah (penyandaran). Contoh:

    • كتابُهُ جميلٌ. Buku miliknya indah.
    • بيتُنا كبيرٌ. Rumah kami besar.
  • Sebagai badal (بدل), yaitu isim yang berfungsi sebagai kata pengganti atau penjelas dari kata sebelumnya. Contoh:

    • زيدٌ هوَ الفائزُ. Zaid dialah yang menang.
    • أختي هيَ الطبيبةُ. Kakak perempuanku dialah dokternya.


Contoh Penggunaan Dhomir Bariz Munfashil

Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan dhomir bariz munfashil dalam kalimat beserta terjemahannya:

  • أنا طالبٌ جديدٌ في هذه المدرسةِ. Saya adalah siswa baru di sekolah ini.
  • نحنُ نحبُّ اللغةَ العربيةَ. Kami menyukai bahasa Arab.
  • أنتَ صديقي الوفي. Kamu adalah teman setiaku.
  • أنتِ جميلةٌ وذكيةٌ. Kamu cantik dan cerdas.
  • أنتُما تعرفانِ الجوابَ. Kamu berdua tahu jawabannya.
  • أنتُمْ طلابٌ مجتهدونَ. Kamu semua adalah siswa-siswa rajin.
  • أنتُنَّ تلعبْنَ في الحديقةِ. Kamu semua bermain di taman.
  • هوَ معلمٌ محبوبٌ. Dia adalah guru yang disukai.
  • هيَ طبيبةٌ ماهرةٌ. Dia adalah dokter yang ahli.
  • هما أخوانِ لي. Mereka berdua adalah saudara-saudaraku.
  • همْ يسافرونَ إلى مصرَ. Mereka berangkat ke Mesir.
  • هنَّ يدرسْنَ في الجامعةِ. Mereka belajar di universitas.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama