Cara Membesarkan Bibit Tanaman yang Baik dan Benar

 

cara membesarkan


Bibit tanaman adalah tahap awal dalam proses budidaya tanaman. Bibit tanaman merupakan calon tanaman yang berasal dari biji, stek, cangkok, atau cara lain yang dapat menghasilkan tanaman baru. Bibit tanaman yang baik dan benar akan menentukan kualitas dan produktivitas tanaman di masa depan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara membesarkan bibit tanaman yang baik dan benar.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membesarkan bibit tanaman, antara lain:

  • Pemilihan bahan bibit. Bahan bibit harus berasal dari sumber yang terpercaya, sehat, bersih, dan berkualitas. Bahan bibit harus sesuai dengan jenis tanaman yang ingin dibudidayakan. Misalnya, jika ingin menanam cabai, maka pilihlah biji cabai yang berasal dari tanaman cabai yang subur dan berbuah lebat. Jika ingin menanam pohon anggur, maka pilihlah stek pohon anggur yang berasal dari tunas muda yang sehat dan kuat.
  • Penyemaian bahan bibit. Penyemaian bahan bibit adalah proses menumbuhkan bahan bibit menjadi kecambah atau tunas. Penyemaian bahan bibit dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung pada jenis bahan bibit dan tanaman. Misalnya, biji cabai dapat disemai dengan cara diletakkan di antara dua helai handuk kertas lembap, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik atau wadah tertutup. Stek pohon anggur dapat disemai dengan cara dicelupkan ke dalam hormon perangsang akar, kemudian ditancapkan ke dalam media semai seperti pasir atau arang sekam.
  • Perawatan bibit tanaman. Perawatan bibit tanaman adalah proses merawat bibit tanaman agar tumbuh sehat dan kuat. Perawatan bibit tanaman meliputi penyiraman, pemupukan, penjarangan, pemindahan, dan perlindungan. Penyiraman dilakukan secara rutin dan sesuai dengan kebutuhan air tanaman. Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk organik atau anorganik sesuai dengan dosis dan jenis tanaman. Penjarangan dilakukan dengan menghilangkan bibit tanaman yang lemah, sakit, atau berlebihan agar tidak bersaing dengan bibit tanaman yang sehat. Pemindahan dilakukan dengan memindahkan bibit tanaman ke tempat yang lebih luas dan sesuai dengan kondisi lingkungan tanaman. Perlindungan dilakukan dengan menjaga bibit tanaman dari serangan hama, penyakit, gulma, dan faktor lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.

Cara Membesarkan Bibit Tanaman yang Baik dan Benar

Jenis pupuk organik dan anorganik yang dapat digunakan untuk bibit tanaman adalah sebagai berikut:

  • Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Beberapa jenis pupuk organik yang banyak digunakan petani untuk tanaman adalah:

    • Pupuk hijau: pupuk yang berasal dari pelapukan tanaman, baik tanaman sisa panen maupun tanaman yang sengaja ditanam untuk diambil hijauannya. Tanaman yang biasa digunakan untuk pupuk hijau di antaranya dari jenis leguminosa (kacang-kacangan) dan tanaman air (azola).
    • Pupuk kandang: pupuk yang berasal dari kotoran hewan, seperti sapi, kambing, ayam, kelinci, dan lain-lain. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan unsur hara mikro seperti kalsium, magnesium, besi, dan lain-lain.
    • Pupuk kompos: pupuk yang berasal dari penguraian bahan organik oleh mikroorganisme secara aerob atau anaerob. Bahan organik yang bisa dijadikan kompos antara lain sisa-sisa sayuran, buah-buahan, dedaunan, ranting, kulit telur, ampas teh, dan lain-lain.
    • Pupuk bokashi: pupuk yang berasal dari fermentasi bahan organik oleh mikroorganisme tertentu, seperti EM4 (Effective Microorganism 4). Bahan organik yang bisa dijadikan bokashi antara lain dedak padi, sekam padi, jerami padi, daun pisang, kulit buah-buahan, dan lain-lain.
    • Pupuk organik cair: pupuk yang berasal dari larutan bahan organik yang mengandung unsur hara dan hormon tumbuhan. Bahan organik yang bisa dijadikan pupuk organik cair antara lain air kelapa, air cucian beras, air rendaman daun pisang, air rendaman daun pepaya, dan lain-lain.
  • Pupuk anorganik adalah pupuk buatan maupun alam yang terbuat dari bahan kimia. Pupuk anorganik biasanya mengandung satu atau lebih unsur hara makro atau mikro dalam bentuk senyawa kimia tertentu. Beberapa jenis pupuk anorganik yang banyak digunakan petani untuk tanaman adalah:

    • Urea: pupuk yang mengandung 46% nitrogen dalam bentuk amonium karbamat. Urea dibuat dari percampuran gas amoniak dan gas asam arang. Urea bersifat higroskopis, mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman. Reaksinya sedikit asam.
    • ZA: pupuk yang mengandung 21% nitrogen dalam bentuk amonium sulfat. ZA dibuat dari asam belerang dan gas amonium. ZA bersifat higroskopis, mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman. Reaksinya asam.
    • SP36: pupuk yang mengandung 36% fosfor dalam bentuk fosfat. SP36 dibuat dari asam sulfat dan fosfat alam. SP36 bersifat tidak higroskopis, mudah larut dalam air namun reaksinya lambat. Reaksinya netral.
    • KCl: pupuk yang mengandung 60% kalium dalam bentuk kalium klorida. KCl dibuat dari ekstraksi mineral kalium. KCl bersifat higroskopis, mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman. Reaksinya netral sampai asam.
    • NPK: pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, dan kalium dalam berbagai perbandingan. NPK dibuat dari campuran berbagai senyawa kimia yang mengandung unsur hara tersebut. NPK bersifat mudah larut dalam air dan mudah diserap tanaman. Reaksinya tergantung pada komposisi unsur haranya.

Demikianlah jenis pupuk organik dan anorganik yang dapat digunakan untuk bibit tanaman.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama