Hari Literasi Internasional: Menggugah Kembali Minat Baca Generasi Muda

Literasi tidak hanya berkaitan dengan keterampilan dasar, tetapi juga dengan keterampilan tingkat lanjut yang memungkinkan seseorang untuk mengakses, memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber. Literasi juga berhubungan dengan nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap keberagaman, demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.

8 September 2023 adalah Hari Literasi Internasional. Merupakan hari yang ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1965 untuk mengingatkan pentingnya literasi bagi setiap manusia, komunitas, dan masyarakat. Literasi adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya.

Literasi tidak hanya berkaitan dengan keterampilan dasar, tetapi juga dengan keterampilan tingkat lanjut yang memungkinkan seseorang untuk mengakses, memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber. Literasi juga berhubungan dengan nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap keberagaman, demokrasi, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.

Sayangnya, literasi masih menjadi tantangan besar bagi banyak negara di dunia. Menurut data UNESCO tahun 2020, sekitar 773 juta orang dewasa dan 258 juta anak-anak tidak melek huruf. Indonesia sendiri masih memiliki angka buta huruf sebesar 2,07 persen dari total penduduk usia 15 tahun ke atas pada tahun 2019.

Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat literasi adalah minat baca. Minat baca adalah keinginan atau kesukaan seseorang untuk membaca buku atau bahan bacaan lainnya. Minat baca dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, media massa, perpustakaan, dan lain-lain.

Minat baca generasi muda di Indonesia masih rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, rata-rata lama membaca buku per minggu oleh penduduk usia 10 tahun ke atas hanya 2 jam 36 menit. Survei tersebut juga menunjukkan bahwa hanya 43,6 persen penduduk usia 10 tahun ke atas yang membaca buku selain buku pelajaran dalam tiga bulan terakhir.

Padahal, membaca memiliki banyak manfaat bagi generasi muda. Membaca dapat meningkatkan pengetahuan, kreativitas, imajinasi, konsentrasi, daya ingat, kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan bahasa. Membaca juga dapat membentuk karakter positif, seperti rasa ingin tahu, toleransi, empati, dan kemandirian.

Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menggugah kembali minat baca generasi muda di Indonesia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Membangun budaya literasi di rumah. Orang tua dapat memberikan contoh positif dengan membaca buku atau bahan bacaan lainnya di depan anak-anak. Orang tua juga dapat menyediakan buku-buku yang sesuai dengan minat dan usia anak-anak di rumah. Selain itu, orang tua dapat mengajak anak-anak untuk membaca bersama atau mendiskusikan isi buku yang telah dibaca.
  • Meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah dapat menyediakan kurikulum yang menarik dan relevan dengan kebutuhan siswa. Sekolah juga dapat menyediakan fasilitas perpustakaan yang memadai dan menarik. Selain itu, sekolah dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung minat baca siswa, seperti lomba baca puisi, cerita rakyat, cerpen, atau novel; festival literasi; kunjungan ke perpustakaan umum atau museum; dan lain-lain.
  • Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Generasi muda dapat memanfaatkan TIK untuk mengakses bahan-bahan bacaan yang bervariasi dan berkualitas melalui internet. Generasi muda juga dapat memilih format bacaan yang sesuai dengan preferensi mereka, seperti buku cetak, buku elektronik (e-book), buku audio, atau buku interaktif. Selain itu, generasi muda dapat berpartisipasi dalam komunitas-komunitas literasi online, seperti blog, forum, media sosial, atau aplikasi yang menyediakan layanan bacaan.
  • Mendorong peran pemerintah dan masyarakat. Pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan literasi di Indonesia, seperti memberikan insentif bagi penulis, penerbit, dan perpustakaan; mengalokasikan anggaran yang cukup untuk program-program literasi; dan mengadakan kampanye-kampanye literasi. Masyarakat juga dapat berkontribusi dalam meningkatkan minat baca generasi muda, seperti dengan mendirikan komunitas-komunitas literasi di tingkat lokal; menyelenggarakan kegiatan-kegiatan literasi di tempat-tempat umum; dan memberikan donasi atau bantuan bagi lembaga-lembaga literasi.

Hari Literasi Internasional adalah momentum yang tepat untuk menggugah kembali minat baca generasi muda di Indonesia. Dengan minat baca yang tinggi, generasi muda dapat menjadi generasi yang cerdas, kreatif, inovatif, dan berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan dunia. Mari kita jadikan membaca sebagai kebiasaan dan gaya hidup kita. Selamat Hari Literasi Internasional!


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama