JAKARTA. Indonesia adalah negara yang cinta damai, namun juga harus siap menghadapi ancaman dan tantangan di era global. Hal ini menjadi landasan dari politik pertahanan Indonesia yang dijalankan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Dalam buku terbarunya yang berjudul ‘Politik Pertahanan’, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan berbagai kebijakan dan strategi pertahanan nasional yang diterapkan oleh Prabowo selama menjabat sebagai Menhan.
Buku ini memuat berbagai topik mulai dari Pertahanan Rakyat Semesta, Pangan dan Pertahanan Negara, Memperkuat Diplomasi Pertahanan Kita, Politik Alutsista Prabowo Subianto, hingga Urgensi Komponen Cadangan TNI.
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Dahnil adalah bahwa perdamaian adalah esensi dari politik pertahanan Indonesia. Hal ini sesuai dengan semangat Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan berdirinya negara adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Untuk mewujudkan perdamaian, Indonesia harus aktif berdiplomasi dengan negara-negara lain, terutama di kawasan Asia Pasifik yang sedang mengalami ketegangan akibat konflik antara Amerika Serikat dan China.
Prabowo, menurut Dahnil, telah bertindak sebagai Menhan sekaligus Menteri Luar Negeri dengan melakukan kunjungan ke-10 negara dalam beberapa bulan setelah dilantik. Tujuannya adalah untuk membangun perkawanan dan kerjasama di bidang pertahanan dengan negara-negara sahabat.
“Bagi Indonesia seribu kawan masih kurang, sementara satu lawan terlalu banyak. Bila kita tidak kuat, maka berkawan dengan semua orang,” kata Dahnil mengutip Prabowo.
Namun, diplomasi saja tidak cukup. Indonesia juga harus memperkuat kemampuan pertahanannya sendiri dengan membangun industri pertahanan nasional yang mandiri dan modern. Prabowo memiliki visi untuk mengembangkan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan TNI.
Selain itu, Prabowo juga ingin meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI dan menghidupkan kembali konsep Pertahanan Rakyat Semesta yang melibatkan seluruh komponen bangsa dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan negara.
Tidak hanya itu, Prabowo juga memandang pentingnya pangan sebagai pertahanan negara. Ia berupaya untuk mengembalikan kedaulatan pangan Indonesia dengan mendorong swasembada pangan dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Ketua DPP LDII Prof. Singgih Tri Sulistiyono turut hadir pada peluncuran dan bedah buku Dahnil Azhar Simanjuntak. |
Di era digital, Prabowo juga sadar akan pentingnya mengantisipasi ancaman siber yang bisa merusak sistem informasi dan komunikasi negara. Untuk itu, ia berencana untuk membentuk Komando Siber TNI yang bertugas untuk melindungi infrastruktur siber nasional dari serangan musuh.
Buku ‘Politik Pertahanan’ ini merupakan karya Dahnil Anzar Simanjuntak yang didasarkan pada pengalamannya sebagai Jubir Kemenhan selama dua tahun. Buku ini juga dilengkapi dengan testimoni dari tokoh-tokoh penting seperti Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, hingga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Buku ini diluncurkan pada tanggal 20 September 2023 di Aula Theatre Gedung Pierre Tendean, Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat. Acara peluncuran ini dihadiri oleh sejumlah pejabat, akademisi, pengamat, wartawan, dan tokoh masyarakat.
Salah satu penanggap yang hadir dalam acara tersebut adalah Ketua DPP LDII Singgih Trisulistiyono yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro. Ia mengapresiasi buku ini sebagai pijakan pemikiran yang harus dikembangkan untuk menjaring pemikiran segar tentang pertahanan Indonesia.
“Ke depan kita juga perlu mengembangkan studi ini, yakni membangun pertahanan yang berbasis kepada Pancasila dan semangat nasionalisme. Karena ini menjadi fundamental yang sangat penting untuk membangun pertahanan Indonesia ke depan,” ujar Singgih.
Buku ‘Politik Pertahanan’ ini bisa menjadi bacaan yang menarik dan kekinian bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam tentang politik pertahanan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Buku ini juga bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk berkontribusi dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.