Menkominfo: Pemilu Butuh Ruang Diskusi Digital yang Sehat untuk Berbeda Pendapat

Menkominfo: Pemilu Butuh Ruang Diskusi Digital yang Sehat untuk Berbeda Pendapat

JAKARTA. Pemilu 2024 akan menjadi ajang demokrasi terbesar di Indonesia. Sebanyak 204 juta pemilih akan menentukan nasib bangsa ini untuk lima tahun ke depan. Namun, di era digital seperti sekarang, Pemilu tidak hanya berlangsung di tempat pemungutan suara, melainkan juga di dunia maya. Bagaimana cara menjaga agar ruang diskusi digital tetap sehat dan damai?

Hal ini menjadi salah satu topik pembahasan dalam acara “Memahami Pemilu 2024” yang digelar oleh Google dan Youtube Indonesia pada Rabu (20/9). Acara ini menghadirkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi sebagai pembicara utama. Selain itu, acara ini juga diikuti oleh berbagai pihak yang terkait dengan Pemilu, seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), media, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas.

Peran Teknologi dan Internet dalam Pemilu

Menurut Budi Arie, teknologi dan internet memiliki peran yang sangat penting dalam proses Pemilu 2024. Ia mengatakan, Indonesia mencatatkan tingkat penetrasi internet sebesar 78 persen, dengan 153,7 juta pengguna media sosial berusia 18 tahun ke atas. Rata-rata, mereka menggunakan media sosial selama enam jam per hari.

“Ini adalah indikasi positif yang menunjukkan minat yang tinggi dalam berpartisipasi dalam proses demokrasi di Indonesia,” ujar Budi.

Namun, di sisi lain, teknologi dan internet juga membawa tantangan tersendiri. Salah satunya adalah masalah misinformasi atau informasi palsu yang dapat mempengaruhi opini publik dan merusak iklim demokrasi. Budi mengatakan, pemerintah sangat mengharapkan bahwa Pemilu 2024 berjalan damai dan bermartabat.

“Tujuannya adalah mewujudkan Pemilu yang damai, bermartabat, dan berkualitas sebagai tolok ukur kedewasaan demokrasi. Untuk mencapainya, perlu menciptakan ruang digital yang sehat. Ruang di mana berbagai kelompok dapat berdiskusi secara damai dan menghormati perbedaan pendapat,” katanya.

Menkominfo: Pemilu Butuh Ruang Diskusi Digital yang Sehat untuk Berbeda Pendapat


Upaya Google dan Youtube dalam Mencegah Misinformasi

Sebagai salah satu platform digital terbesar di Indonesia, Google dan Youtube juga memiliki tanggung jawab dalam mencegah penyebaran misinformasi selama Pemilu. Putri Alam, Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia, menjelaskan bahwa Google telah berkomitmen untuk terus berupaya mencegah penyebaran misinformasi di platformnya.

Salah satu pendekatan yang diambil oleh Google adalah meningkatkan literasi media digital di kalangan warganet. Google akan bekerja sama dengan lembaga seperti KPU, Bawaslu, Safer Internet Lab, Cek Fakta, Narasi Media, dan Vindes untuk mengedukasi pemilih pemula agar mampu mengenali dan menghindari misinformasi.

“Program inisiatif Google ini diberi nama ‘Recheck sebelum Kegocek,’ dengan harapan dapat memberdayakan warganet untuk lebih kritis dalam menyaring informasi yang mereka temui di dunia digital,” tutur Putri Alam.

Google juga menjalankan upaya kolaboratif dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) untuk membantu komunitas yang mungkin kurang terlayani di Indonesia. Program ini akan menjangkau lebih dari 1,6 juta orang, termasuk anak muda dan lansia, yang rentan terhadap misinformasi.

“Kolaborasi ini bertujuan untuk memberikan keterampilan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mengenali, melawan, dan melaporkan informasi yang salah dan menyesatkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Danny Ardianto, Kepala Kebijakan Publik YouTube untuk Indonesia dan Asia Selatan, menjelaskan bahwa Youtube memiliki empat strategi dalam mengatasi konten hoaks, yaitu remove, reuse, reduce, dan reward.

“Remove artinya Youtube akan menghapus konten negatif yang melanggar hukum di negara setempat. Reuse yang artinya mengangkat konten positif mengenai Pemilu 2024 dari media terpercaya dan kredibel. Reduce yaitu mengurangi konten yang kurang bermanfaat. Reward yang artinya memberikan monetisasi untuk konten positif nan bermanfaat,” ujarnya.


Harapan untuk Pemilu 2024

Dengan adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan platform digital, diharapkan Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan lancar dan damai. Warganet diharapkan dapat berperan aktif dalam mencari informasi yang benar dan akurat, serta berdiskusi dengan santun dan saling menghargai.

Pemilu 2024 adalah kesempatan bagi kita semua untuk menentukan masa depan bangsa ini. Mari kita gunakan hak suara kita dengan bijak dan bertanggung jawab.

Sementara itu, Sekretaris DPP LDII, Rioberto Sidauruk mengatakan LDII menyadari pengguna internet Indonesia sudah sangat banyak. Tentu LDII akan menjadi bagian untuk mengedukasi, “LDII berkeinginan bahwa pihak Google dan Youtube juga bisa memberikan edukasi kepada masyarakat dan ormas Islam lainnya.

LDII memberikan apresiasi atas upaya-upaya yang dilakukan oleh Google dan YouTube dalam melawan disinformasi, hoaks serta upaya untuk menyebarkan informasi yang sehat kepada masyarakat, baik masyarakat global dan secara khusus tentunya untuk masyarakat Indonesia.

“Komitmen YouTube dalam membantu upaya membangun literasi digital kepada masyarakat, khususnya tentu masyarakat Indonesia sangat bermanfaat. Selain itu, LDII juga sering memberikan edukasi mengenai pentingnya peranan sosial media untuk masyarakat melalui LINES (LDII News Network),” tuturnya.   (FWI/LINES)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama