Social branding adalah salah satu strategi pemasaran yang penting bagi sebuah organisasi untuk memposisikan diri dengan ciri identik tertentu. Social branding bertujuan untuk menciptakan kesan positif dan loyalitas pada audiens, serta meningkatkan kredibilitas dan reputasi organisasi. Beberapa organisasi memiliki karakteristik yang tidak dijumpai pada organisasi lain, meliputi ciri anggotanya, visi misi, dan tujuan. Karakteristik ini dapat menjadi nilai tambah yang membedakan organisasi dari pesaingnya, dan membantu organisasi untuk menarik perhatian dan simpati dari masyarakat.
Social branding tidak hanya bermanfaat bagi organisasi besar atau komersial, tetapi juga bagi organisasi sosial atau non-profit yang bergerak di bidang kemanusiaan, lingkungan, pendidikan, kesehatan, atau lainnya. Organisasi sosial juga membutuhkan social branding untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap isu-isu yang mereka perjuangkan, serta untuk menggalang dana dan relawan yang dibutuhkan. Beberapa organisasi sosial yang berhasil melakukan social branding dengan karakteristik uniknya adalah:
- Greenpeace: Organisasi ini memiliki logo berupa huruf G yang berwarna hijau dan putih, yang melambangkan warna bumi dan perdamaian. Logo ini mencerminkan visi misi Greenpeace untuk melindungi lingkungan dari ancaman nuklir, perubahan iklim, polusi, dan lainnya. Greenpeace juga memiliki slogan “Defending our oceans”, yang menunjukkan fokus utama mereka dalam menjaga kelestarian laut dan kehidupan laut.
- Doctors Without Borders (MSF): Organisasi ini memiliki logo berupa huruf MSF yang berwarna putih di atas latar merah, yang merupakan singkatan dari nama aslinya Médecins Sans Frontières. Logo ini mencerminkan karakteristik MSF sebagai organisasi medis kemanusiaan yang bekerja tanpa memandang batas negara, politik, agama, atau ras. MSF juga memiliki slogan “Medical aid where it is needed most. Independent. Neutral. Impartial”, yang menunjukkan misi mereka untuk memberikan bantuan medis kepada orang-orang yang terkena dampak konflik, bencana, atau krisis kesehatan.
- TED (Technology, Entertainment, Design): Organisasi ini memiliki logo berupa huruf TED yang berwarna merah dan putih, yang merupakan singkatan dari bidang-bidang yang menjadi fokus mereka. Logo ini mencerminkan karakteristik TED sebagai organisasi yang menyediakan platform untuk menyebarkan ide-ide yang bernilai dan inspiratif dari berbagai bidang dan disiplin ilmu. TED juga memiliki slogan “Ideas worth spreading”, yang menunjukkan tujuan mereka untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat luas.
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa social branding dapat membantu organisasi sosial untuk membangun identitas dan citra yang kuat di mata masyarakat. Social branding juga dapat meningkatkan kesadaran dan dukungan masyarakat terhadap isu-isu sosial yang penting, serta menggalang sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi. Oleh karena itu, social branding adalah salah satu hal yang penting bagi sebuah organisasi sosial untuk memposisikan diri dengan ciri identik tertentu.
Beberapa contoh organisasi lainnya yang berhasil melakukan branding dengan cakupan global :
- WWF (World Wide Fund for Nature): Organisasi ini memiliki logo berupa panda hitam putih, yang merupakan salah satu hewan langka dan terancam punah di dunia. Logo ini mencerminkan komitmen WWF untuk melindungi keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup. WWF juga memiliki slogan “For a living planet”, yang menunjukkan visi misinya untuk menciptakan masa depan di mana manusia hidup berdampingan dengan alam.
- UNICEF (United Nations Children’s Fund): Organisasi ini memiliki logo berupa ibu dan anak yang berpegangan tangan, yang melambangkan hubungan kasih sayang dan perlindungan antara orang tua dan anak. Logo ini juga mencerminkan tujuan UNICEF untuk mempromosikan hak-hak anak dan kesejahteraan mereka di seluruh dunia. UNICEF juga memiliki slogan “For every child”, yang menunjukkan misinya untuk membantu setiap anak tanpa membedakan ras, agama, atau negara asal.
- Nike: Organisasi ini memiliki logo berupa garis melengkung yang disebut “swoosh”, yang merupakan simbol gerakan dan kecepatan. Logo ini mencerminkan karakteristik Nike sebagai produsen peralatan olahraga yang berkualitas dan inovatif. Nike juga memiliki slogan “Just do it”, yang menunjukkan semangat dan motivasi Nike untuk menginspirasi orang-orang untuk berolahraga dan mencapai potensi terbaik mereka.
Manfaat Social Branding
Social branding tidak hanya berbicara tentang nama, logo, atau slogan organisasi, tetapi juga tentang nilai-nilai, visi, misi, dan tujuan organisasi. Social branding dapat memberikan berbagai manfaat bagi organisasi, antara lain:
- Meningkatkan kesetiaan audiens. Social branding dapat membuat audiens merasa terhubung dan peduli dengan organisasi, serta percaya pada produk atau layanan yang ditawarkan. Social branding dapat menciptakan pengalaman positif bagi audiens di setiap titik kontak dengan organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Bryan Weiner, CEO Comscore, "Social marketing eliminates the middlemen, providing brands the unique opportunity to have a direct relationship with their customers."
- Membedakan diri dari pesaing. Social branding dapat menunjukkan keunikan dan keunggulan organisasi dibandingkan dengan pesaingnya. Social branding dapat menonjolkan karakteristik khas organisasi, seperti ciri anggotanya, visi misi, tujuan, atau nilai-nilai. Seperti yang dikatakan oleh David Brier, ahli branding dan penulis Brand Intervention, "If you don’t give the market the story to talk about, they’ll define your brand’s story for you."
- Meningkatkan kredibilitas dan reputasi. Social branding dapat membentuk citra positif organisasi di mata masyarakat. Social branding dapat menunjukkan kualitas dan profesionalisme organisasi dalam menyediakan produk atau layanan yang memuaskan audiens. Seperti yang dikatakan oleh Scott Cook, Co-Founder Intuit, "A brand is no longer what we tell the consumer it is - it is what consumers tell each other it is."
Untuk melakukan social branding dengan baik, organisasi harus memperhatikan tiga elemen penting, yaitu: Identitas (ciri khas) yang membedakan organisasi dari yang lain. Identitas mencakup nama, logo, warna, slogan, dan nilai-nilai yang mewakili filosofi dan tujuan organisasi. Identitas harus kuat, konsisten, dan mudah diingat oleh audiens. Identitas juga harus mencerminkan karakteristik dan keunggulan organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Jeff Bezos, pendiri Amazon, “Your brand is what people say about you when you’re not in the room.”
Berikutnya adalah Audiens/kelompok orang yang menjadi target pasar organisasi. Audiens harus dipahami dengan baik, termasuk perilaku, kebutuhan, preferensi, dan masalah mereka. Audiens harus didekati dengan cara yang sesuai dengan karakteristik dan harapan mereka. Audiens juga harus diberikan nilai dan manfaat oleh organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Seth Godin, ahli pemasaran dan penulis Purple Cow, “Don’t find customers for your products, find products for your customers.”
Dan yang terkahir Konten yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi tentang organisasi kepada audiens. Konten dapat berupa teks, gambar, video, audio, atau lainnya. Konten harus relevan, menarik, bermanfaat, dan sesuai dengan identitas organisasi. Konten juga harus mengandung pesan yang jelas dan konsisten tentang organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Ann Handley, Chief Content Officer MarketingProfs dan penulis Everybody Writes, “Make the customer the hero of your story.”
Dengan memperhatikan elemen-elemen penting tersebut, social branding dapat membantu organisasi untuk membangun dan memperkuat citra merek mereka di mata audiens. Social branding juga dapat membantu organisasi untuk menjangkau pasar yang lebih luas, berinteraksi langsung dengan konsumen, membangun kesadaran merek, meningkatkan kredibilitas dan reputasi, serta mempengaruhi keputusan pembelian.