Kita semua lahir dengan rentang usia yang misterius. Kalender mencatat tanggal kedatangan kita, tapi tak tertulis kapan tanggal kepulangan. Angka-angka di message ulang tahun berbaris seperti deret hitung, terus bertambah, tapi siapa yang tahu kapan deret itu akan berhenti? Kita tahu persis sudah berapa kali matahari terbit menemani perjalanan kita, namun tak ada jaminan tentang berapa lagi senja yang akan kita saksikan.
Kita bagaikan binari hidup: 0 atau 1. Ada atau tiada. Berdenyut atau hening. Tak ada koma, tak ada jeda, tak ada kepastian kapan angka itu akan berganti. Detik ini kita menari dengan riang, detik berikutnya mungkin sudah terbujur kaku. Betapa rapuhnya genggaman kita pada angka-angka di kalender itu.
Tapi, di tengah ketidakpastian itu, muncul secercah cahaya. Cahaya bernama kesempatan. Kesempatan untuk mengubah angka-angka di message ulang tahun menjadi titik-titik tinta kebaikan. Setiap detik yang berdetak adalah lembar kosong yang menanti goresan amal, goresan ibadah, goresan cinta.
Biarlah angka di kalender terus bertambah, asalkan setiap detak di dalamnya dipenuhi dengan zikir kepada Allah. Sholat wajib jangan pernah terlewat, sunnah pun digenggam erat-erat. Bekerja ikhlas, menebar senyuman, menundukkan kepala di hadapan-Nya, inilah simfoni terindah di tengah orkestra ketidakpastian hidup.
Bersujudlah, berdoalah, pintailah kepada-Nya. Bukan hanya umur panjang, tapi umur yang barokah. Umur yang penuh berkah dan manfaat. Umur yang disudahi dengan husnul khotimah, akhir yang indah penuh cinta dan keridhaan.
Hidup ini singkat, bahkan mungkin lebih singkat dari yang kita sangka. Jadi, jangan biarkan deretan angka itu berlalu sia-sia. Isilah setiap detiknya dengan ibadah dan kebaikan. Biarkan hidup kita bukan sekadar deretan angka di kue ulang tahun, tapi puisi cinta yang terukir abadi di hati Sang Pencipta.
Ingatlah, kita mungkin tak tahu sampai berapa angka kita bisa berlari, tapi kita punya hak penuh untuk menuliskan skrip terindah untuk setiap detiknya. Jadi, tulislah skrip terbaik, skrip penuh cinta, skrip penuh ibadah, skrip yang layak ditayangkan di layar maha luas milik-Nya.
Karena, pada akhirnya, hidup bukanlah tentang berapa lama, tapi tentang seberapa bermakna.