Empat Golongan Manusia di Dunia, Pilih yang Pertama Jika Ingin Bahagia Lahir Batin

Empat Golongan Manusia di Dunia, Pilih yang Pertama Jika Ingin Bahagia Lahir Batin


Dunia adalah tempat ujian dan cobaan bagi manusia. Setiap manusia memiliki kondisi dan keadaan yang berbeda-beda di dunia ini. Ada yang diberi Allah harta dan ilmu, ada yang hanya diberi ilmu saja, ada yang hanya diberi harta saja, dan ada yang tidak diberi keduanya. Bagaimana sikap dan perilaku manusia terhadap nikmat dan ujian yang Allah berikan? Apa akibat dan ganjaran yang mereka dapatkan di akhirat kelak?

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam telah memberikan penjelasan tentang empat golongan manusia di dunia ini dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Hadis tersebut berbunyi:

“Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang; Pertama, seorang hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu, dengan ilmu ia bertakwa kepada Allah dan dengan harta ia menyambung silaturrahim dan ia mengetahui Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik, Kedua, selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, ia berkata: Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si fulan, maka ia mendapatkan apa yang ia niatkan, pahala mereka berdua sama, Ketiga, selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, ia melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan hartanya, ia tidak takut kepada Rabbnya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk, Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, ia bekata: Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang serampangan mengelola hartanya, dan niatnya benar, dosa keduanya sama.”

Dari hadis tersebut, kita dapat memahami bahwa Allah memberikan harta dan ilmu kepada manusia dengan hikmah dan keadilan-Nya. Harta dan ilmu adalah dua nikmat yang harus disyukuri dan digunakan dengan benar. Harta dan ilmu juga dapat menjadi ujian dan fitnah bagi manusia jika tidak disertai dengan takwa dan ilmu.

Golongan Pertama: Hamba yang Dikarunia Allah Harta dan Ilmu

Golongan pertama adalah hamba yang dikarunia Allah harta dan ilmu. Mereka adalah orang-orang yang paling beruntung dan paling mulia di dunia ini. Mereka menggunakan harta dan ilmu yang mereka miliki untuk taat kepada Allah, menyambung silaturrahim, dan berbuat kebaikan. Mereka tidak sombong, tidak lalai, dan tidak lupa bahwa harta dan ilmu yang mereka miliki adalah anugerah dari Allah yang memiliki hak atas mereka.

Mereka adalah orang-orang yang mengikuti teladan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam, para sahabat, dan para ulama yang zuhud dan wara’. Mereka adalah orang-orang yang menghargai ilmu dan mengamalkannya dengan benar. Mereka adalah orang-orang yang dermawan dan murah hati. Mereka adalah orang-orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya lebih dari segala sesuatu.

Golongan pertama ini adalah golongan yang paling baik dan paling tinggi derajatnya di dunia dan di akhirat. Mereka akan mendapatkan pahala yang besar dan kebahagiaan yang abadi. Allah berfirman dalam Al-Quran:

“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itulah sebaik-baik makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 7)

Golongan Kedua: Hamba yang Diberi Allah Ilmu tapi Tidak Diberi Harta

Golongan kedua adalah hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki harta yang banyak, tetapi memiliki ilmu yang bermanfaat. Mereka adalah orang-orang yang ikhlas dan tulus dalam mencari ilmu dan mengamalkannya. Mereka adalah orang-orang yang tidak iri dan dengki terhadap orang-orang yang memiliki harta lebih dari mereka. Mereka adalah orang-orang yang bersabar dan ridha dengan apa yang Allah berikan kepada mereka.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki niat baik dan suci. Mereka berkata: “Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si fulan.” Mereka tidak berkata demikian karena ingin menunjukkan diri atau riya’, tetapi karena ingin berbuat kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka tidak hanya berangan-angan, tetapi juga berusaha untuk mencari rezeki yang halal dan berkah.

Golongan kedua ini adalah golongan yang mendapatkan pahala yang sama dengan golongan pertama. Hal ini menunjukkan betapa mulianya ilmu dan niat dalam Islam. Allah berfirman dalam Al-Quran:

“Dan barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di bumi ini tempat yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’: 100)

Golongan Ketiga: Hamba yang Diberi Harta oleh Allah tapi Tidak Diberi Ilmu

Golongan ketiga adalah hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu. Mereka adalah orang-orang yang memiliki harta yang banyak, tetapi tidak memiliki ilmu yang bermanfaat. Mereka adalah orang-orang yang serampangan dan sembarangan dalam menggunakan harta mereka. Mereka tidak takut kepada Allah dengan harta mereka dan tidak menyambung silaturrahim dengan harta mereka. Mereka tidak mengetahui hak Allah dan hak manusia atas harta mereka.

Mereka adalah orang-orang yang mengikuti hawa nafsu dan syaitan. Mereka adalah orang-orang yang sombong, lalai, dan lupa. Mereka adalah orang-orang yang bakhil dan kikir. Mereka adalah orang-orang yang mencintai dunia dan menghinakan akhirat.

Golongan ketiga ini adalah golongan yang paling buruk dan paling rendah derajatnya di dunia dan di akhirat. Mereka akan mendapatkan dosa yang besar dan siksa yang pedih. Allah berfirman dalam Al-Quran:

“Dan orang-orang yang kafir, (mereka) adalah teman-teman yang sebaik-baiknya bagi mereka sendiri, sedang mereka menjadikan hidup di dunia ini sebagai kesenangan, kemudian mereka berkata: ‘Orang-orang yang beriman itu tidak lebih daripada seperti kami, tidak lain hanyalah mereka (beruntung) mendapat rezeki.’ Maka apakah Kami akan memberitahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? (Yaitu) orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)

Golongan Keempat: Orang yang Tidak Diberi Allah Harta atau pun Ilmu

Golongan keempat adalah orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu. Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki harta yang banyak, dan juga tidak memiliki ilmu yang bermanfaat. Mereka adalah orang-orang yang tidak bersyukur dan tidak berusaha. Mereka adalah orang-orang yang iri dan dengki terhadap orang-orang yang memiliki harta lebih dari mereka. Mereka adalah orang-orang yang berangan-angan dan berandai-andai.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki niat buruk dan kotor.  Mereka berkata: “Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang serampangan mengelola hartanya.” Mereka tidak berkata demikian karena ingin berbuat kebaikan atau mendekatkan diri kepada Allah, tetapi karena ingin menikmati dunia dan melampaui batas. Mereka tidak hanya berangan-angan, tetapi juga tidak mau berusaha untuk mencari ilmu dan rezeki yang halal dan berkah.

Golongan keempat ini adalah golongan yang mendapatkan dosa yang sama dengan golongan ketiga. Hal ini menunjukkan betapa buruknya niat dan andai-andai dalam Islam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:

“Janganlah kalian berandai-andai, karena andai-andai itu membuka pintu-pintu perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama