Stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapat perhatian serius. Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,67 persen, yang berarti hampir sepertiga dari anak-anak usia di bawah lima tahun mengalami stunting. Stunting tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga kognitif, emosional, dan sosial anak. Anak yang stunting berisiko mengalami penurunan kemampuan belajar, produktivitas, dan kesejahteraan di masa depan.
Salah satu faktor penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi yang seimbang dan bervariasi, baik dari ibu hamil, menyusui, maupun anak. Untuk itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga, khususnya di daerah-daerah yang rentan mengalami krisis pangan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang ada di sekitar rumah untuk bercocok tanam dengan sistem integrity farming.
Integrity farming adalah sistem pertanian yang mengintegrasikan berbagai komponen, seperti tanaman pangan, sayuran, buah-buahan, ternak, ikan, dan kompos. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan keberlanjutan produksi pangan, serta mengurangi ketergantungan pada input eksternal. Dengan integrity farming, keluarga dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka sendiri, sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil panen yang berlebih.
Untuk mendorong masyarakat, khususnya perempuan, untuk menerapkan integrity farming pada lahan pekarangan, DPW LDII Jawa Barat melalui Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) menggelar webinar “Pencegahan Stunting Melalui Optimalisasi Integrity Farming pada Lahan Pekarangan”. Webinar ini dilaksanakan secara daring dan diikuti perempuan LDII se-Jawa Barat, dengan studio utama bertempat di Graha Aulia Jatinangor, Sumedang, pada Minggu (18/2/24).
Webinar ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Raden Vini Adiani, dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung yang juga merupakan Anggota Biro PPKK DPW LDII Jawa Barat, Ningning Hendasah. Kedua narasumber menyampaikan pentingnya pencegahan stunting untuk menumbuhkan sumberdaya manusia yang unggul dalam mempersiapkan generasi emas di tahun 2045, serta berbagai program dan langkah yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam hal ini.
Vini Adiani menjelaskan bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari semua pihak untuk menuntaskannya untuk mempersiapkan generasi emas di tahun 2045 mendatang. “Pemprov Jabar bersama masyarakat akan membantu visi pemerintah untuk mencetak generasi muda handal pada Indonesia Emas tahun 2045. Mudah-mudahan keinginan kita bersama bisa tercapai melihat kemajuan bangsa ini pada masa Indonesia Emas,” harapnya.
Ningning Hendasah menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Pertanian terus meluncurkan program-program pencegahan stunting dengan meningkatkan gizi masyarakat. “Dalam pencegahan stunting, Pemerintah Kabupaten Bandung meluncurkan beberapa program mencegah stuntung mulai dari Gengster atau Gerakan Makan Susu dan Telur, cadangan pangan, dan optimalisasi pekarangan dengan integrated family farming,” ungkapnya.
Ia juga membagikan tips dan trik untuk menerapkan integrity farming pada lahan pekarangan, seperti memilih tanaman yang sesuai dengan kondisi lahan, iklim, dan pasar, mengatur pola tanam yang efisien dan efektif, memanfaatkan sumberdaya lokal, seperti air hujan, sampah organik, dan kotoran ternak, serta mengintegrasikan berbagai komponen pertanian, seperti tanaman, ternak, dan ikan.
Webinar ini mendapat respons positif dari peserta, yang mayoritas adalah perempuan LDII se-Jawa Barat. Mereka mengaku tertarik dan termotivasi untuk menerapkan integrity farming pada lahan pekarangan mereka, serta berharap dapat mendapatkan bimbingan dan dukungan lebih lanjut dari pihak terkait.
Dengan adanya webinar ini, diharapkan dapat mengedukasi masyarakat untuk melakukan upaya peningkatan ketahanan pangan keluarga melalui integrity farming system untuk mencegah dan menuntaskan stunting yang ada di Indonesia. (*)