Desa Wisata Sangurejo Dapat Pengakuan Nasional untuk Program Kampung Iklim

ldii sangurejo


SANGUREJO. Selasa (9/7), Desa Wisata Sangurejo di Kapanewon Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi pusat perhatian dalam penilaian Program Kampung Iklim (Proklim) tingkat nasional kategori utama. Tim Verifikator dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY melakukan kunjungan resmi untuk menilai inisiatif lingkungan yang telah diimplementasikan di desa ini.

Program Kampung Iklim yang berkembang pesat di Desa Sangurejo merupakan inisiatif dari DPW LDII DIY, yang melibatkan dai dan daiyah LDII dalam menggalakkan aksi peduli lingkungan di masjid serta kampung mereka untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, hijau, dan sehat.

Kepala Seksi Pengendalian Kerusakan dan Konservasi Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Dewi Setyowati, mengapresiasi kontribusi berbagai elemen dalam pengembangan Kampung Proklim Sangurejo. “Dari lembaga masyarakat yang ada, dukungan dari akademisi, juga institusi yang lain sangat guyub dan mendukung. Semoga kegiatan yang telah dilaksanakan ini dapat terus berkelanjutan dan memberi manfaat tidak hanya dari lingkungannya saja tetapi juga sosial termasuk peningkatan secara ekonomi,” ujarnya.

Dewi juga menambahkan bahwa proses evaluasi tingkat kabupaten akan terus berlanjut, dengan fokus pada kegiatan-kegiatan yang telah dirintis, seperti pengelolaan sampah dan energi baru terbarukan. “Harapan kedepannya, semua kegiatan yang sudah dirintis bisa tetap terjaga, dirawat dan ditingkatkan lagi,” pungkasnya.

Ketua Sako SPN Turi, Salip, yang juga merupakan salah satu penggagas Proklim di Padukuhan Sangurejo, menyatakan bahwa Satuan Komunitas Pramuka (Sako) SPN berperan penting dalam pengembangan Proklim. “Kontribusi dalam pembentukan dan inisiator Proklim Alhamdulillah berjalan dengan baik. Sako membantu mulai dari persiapan, musyawarah dengan gugus depan, kemudian pemberian tugas kepada pembina-pembina hingga dukungan dari Kwaran,” ungkapnya.

Salip melanjutkan bahwa Sangurejo, sebagai kampung pramuka dan desa wisata, sedang berupaya untuk mencapai status Kampung Proklim Utama dengan berbagai inovasi, termasuk pendirian Sanggar Ecoprint Sangurejo (ECSA) dan jalur healing dalam desa.

Saat mengunjungi Sanggar Ecoprint Sangurejo (ECSA), Panewu Kapanewon Turi, Bara Hernowo Natali, menilai bahwa produk ecoprint yang dikembangkan dapat menjadi sumber pendapatan yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi. “Bagi kami, ecoprint ini bisa untuk meningkatkan perekonomian. Produk ecoprint ini sedang naik daun sehingga perlu kami dorong untuk bisa berkembang baik diproduksi maupun pemasaran. Kami dari jajaran Kapanewon Turi ikut mendampingi pelaku-pelaku usaha dalam membuat ecoprint supaya bisa bermanfaat,” ujarnya.

Verifikasi lapangan untuk Proklim tingkat nasional ini merupakan tindak lanjut dari evaluasi dan penilaian yang dilakukan oleh DLH Kabupaten Sleman pada tahun 2023. Tim verifikator memberikan apresiasi terhadap kemajuan Padukuhan Sangurejo dalam program Proklim. “Ini sudah sangat pesat karena mendapat banyak dukungan dan kunjungan dari luar daerah maupun luar negeri termasuk universitas,” tutupnya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama