Kediri (25/7) - Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah di Kota Kediri mengadakan penyuluhan bersama Dit Binmas Polda Jatim pada Selasa pagi (23/7) untuk mengedukasi santri tentang bahaya radikalisme, terorisme, dan intoleransi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman santri mengenai pentingnya falsafah negara dan menjaga keragaman.
Ketua Ponpes Wali Barokah Kediri KH. Sunarto menyambut baik inisiatif ini sebagai upaya untuk menambah wawasan santri dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di pesantren. “Kami menyadari akan hal itu memang karena tantangan ke depan selain narkoba, ada sekelompok pihak tertentu yang ingin mengganti falsafah dasar negara yaitu Pancasila menjadi negara yang berdasarkan agama,” lanjutnya.
KH. Sunarto menjelaskan bahwa Ponpes Wali Barokah tidak pernah memiliki niatan untuk merubah falsafah negara. “Ponpes ini sejak awal berdiri sampai sekarang dan insya Allah sampai seterusnya tidak ada niatan merubah falsafah negara karena memiliki dua prinsip. Prinsip beragama Islam sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, serta prinsip berkebangsaan menjaga keutuhan NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila serta keberagaman yang kita terus tanamkan kepada para santri yang berdatangan dari berbagai penjuru tanah air,” jelasnya.
Dengan prinsip tersebut, para santri merasakan manfaat berupa kerukunan, kekompakan, dan kerja sama yang baik di antara mereka. KH. Sunarto menekankan pentingnya toleransi dalam lingkungan pesantren yang terdiri dari ribuan santri dari berbagai daerah. “Contoh dalam hal toleransi, dengan jumlah santri ribuan dan berasal dari berbagai penjuru nusantara, toleransi itu sesungguhnya menghargai dan menghormati atas perbedaan di antara sesama. KH Sunarto tidak pernah mengambil kebijakan-kebijakan yang bersifat diskriminatif, membeda-bedakan. ‘Sesepuh kita yang juga Ketua MUI Pusat KH Anwar Iskandar selalu mengatakan, yang beda jangan disamakan, yang sama jangan dibedabedakan, itulah arti penting dari sebuah toleransi,’ ujarnya.
Menghadapi perkembangan teknologi, KH. Sunarto menekankan pentingnya penggunaan media sosial secara bijak. “Sejak dulu ponpes sudah menganjurkan agar mereka bermedsos secara baik, untuk kepentingan-kepentingan yang memang selaras dengan ajaran agama. Kemudian hal-hal yang sekiranya tidak baik harus dihindari semaksimal mungkin. Maka selama dalam masa belajar di Ponpes Wali Barokah, para santri dilarang membawa atau menyimpan HP,” tambahnya. Untuk komunikasi dengan keluarga, pesantren menyediakan jam-jam khusus melalui HP kantor.
Dalam acara tersebut, KH. Sunarto juga mengajak semua hadirin untuk menunjukkan semangat kebangsaan dan bangga menjadi warga negara Republik Indonesia. Hadir dalam kegiatan ini adalah Dit Binmas Polda Jatim yang diwakili Kasubditbintibsos Dit Binmas Polda Jatim AKBP Bahrun Nasikin, serta berbagai tokoh dan pengurus dari LDII dan organisasi terkait, bersama dengan 500 santri pondok. (Mzdha/KIM)