Puasa Asyura, Menghapus Dosa Setahun

Puasa Asyura, Menghapus Dosa Setahun

Bulan Muharram merupakan bulan yang penuh berkah dan ampunan bagi umat Islam. Di bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan, baik ibadah wajib maupun sunah. Salah satu ibadah sunah yang memiliki keutamaan besar adalah puasa Asyura.

Berikut keutamaan puasa Asyura dan asal mula perintah untuk mengerjakan puasa Tasu’ah.

• Puasa Asyura menghapus dosa setahun lalu.

• Puasa Tasu’ah untuk menyelisihi puasa ahli kitab.


Dasar Dalilnya :

1. Puasa Asyura

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ إِنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ* رواه الترمّذي كتب الصوم (صحيح)

“Dari Abi Qotaadah sesungguhnya Nabi SAW bersabda: Puasa hari Asyura saya mengharap bahwa Allah mengampuni dosa satu tahun sebelum puasa”.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَوْمِ عَاشُورَاءَ يَوْمُ الْعَاشِرِ

“Dari Ibnu abbas,ia berkata: Rasulullah SAW memerintah untuk puasa asyura pada hari kesepuluh (Muharram).” (HR.Tirmidzi)



2. Puasa Tasu’ah

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي بَكْرٍ قَالَ يَعْنِي يَوْمَ عَاشُورَاءَ* رواه مسلم كتب الصوم

“dari Abdillah bin A’abas Radhiyallohu anhuma dia berkata: Rasulullahi SAW bersabda: Seandainya saya masih tetap hidup sampai dengan tahundepan, maka saya akan berpuasa pada tanggal 9 Asyura“

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ صُومُوا التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَخَالِفُوا الْيَهُودَ

“Dari Ibnu ‘Abbas ia berkata: ”Kalian berpuasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh (Muharram) dan selisihilah orang yahudi.” (HR.Tirmidzi)


Puasa Asyura, tepatnya pada hari kesepuluh di bulan Muharram, merupakan ibadah yang sudah lama dilakukan sebelum Islam. Pada masa jahiliyyah, suku Quraisy sudah melaksanakan puasa ini. Selama 13 tahun kenabian di Mekkah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta umat Islam pun mengerjakannya.


Hal ini tertera dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh ’Aisyah Radhiyallahu ’anha, beliau berkata :


كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ ، فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Artinya: “Orang-orang Quraisy biasa berpuasa pada hari Asyura di masa jahiliyyah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melakukannya pada masa jahiliyyah. Tatkala beliau sampai di Madinah beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa.”(HR. Bukhari)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu mementingkan untuk dapat mengerjakan puasa Sunnah pada tanggal 10 Muharram atau yang dikenal dengan puasa Asyura. Bahkan beliau bercita-cita menambah satu hari lagi, yakni tanggal 9 Muharram. Namun, beliau belum sempat melakukannya karena wafat menghadap Allah SWT. Sebagaimana riwayat hadits berikut ini:


صَامَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ الهِع صَلَّى الهُت عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan berpuasa. Para sahabat berkata:”Ya Rasulullah, sesungguhnya hari itu diagungkan oleh Yahudi.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Di tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal sembilan.”, tetapi sebelum datang tahun depan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.”(HR. Muslim)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama