Peringatan Hari Palang Merah Indonesia: Apresiasi dan Aksi Solidaritas Sosial

Peringatan Hari Palang Merah Indonesia


Jakarta (3/9) – Pada setiap 3 September, Indonesia memperingati Hari Palang Merah Indonesia (PMI) sebagai bentuk penghargaan dan apresiasi terhadap dedikasi dan kontribusi PMI dalam membangun solidaritas sosial di masyarakat. Peringatan ini bertujuan untuk mengenang sejarah dan menghargai peran penting PMI dalam kemanusiaan.

Ketua DPW LDII Lampung, Aditya, yang juga seorang dokter dengan gelar magister di bidang biomedis, menegaskan makna penting dari peringatan Hari PMI. Ia mengungkapkan bahwa sejarah PMI dimulai pada 3 September 1945, ketika Presiden Sukarno memerintahkan dokter Buntaran Martoatmojo untuk membentuk organisasi ini. PMI resmi menjadi anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah pada tahun 1950 di bawah kepemimpinan Wakil Presiden Mohammad Hatta.

Menurut Aditya, PMI berperan penting dalam memberikan dukungan kemanusiaan di berbagai situasi darurat, seperti bencana alam, kecelakaan, dan krisis lainnya. "Sebagai organisasi sosial yang bergerak di bidang kemanusiaan, PMI banyak membantu masyarakat dan melaksanakan berbagai kegiatan kemanusiaan, baik di Indonesia maupun dunia," ujarnya. PMI juga aktif dalam program kesehatan, pendidikan, dan berbagai kegiatan sosial lainnya.

Aditya, mewakili LDII, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PMI. “Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta mendoakan agar PMI terus berkiprah positif untuk seluruh umat manusia, terutama di daerah bencana,” katanya.

Hari PMI adalah momen penting untuk menghargai kerja keras dan dedikasi para relawan dan staf PMI yang berkomitmen untuk membantu sesama. Peringatan ini mengingatkan kita semua tentang pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap orang lain di tengah tantangan dan krisis yang sering melanda.

Selain itu, peringatan ini juga merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk terlibat dan memberikan dukungan. Baik melalui partisipasi dalam kegiatan donor darah, menjadi relawan, atau menyebarkan informasi tentang pentingnya bantuan kemanusiaan, setiap kontribusi memiliki dampak yang besar.

Namun, Aditya juga mengingatkan bahwa mengandalkan pemerintah dan organisasi sosial semata tidaklah cukup untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Masyarakat diharapkan untuk aktif berkontribusi dalam menyelesaikan bencana dan masalah sosial di lingkungan mereka. “Setiap insan serta organisasi harus terus bersinergi dan berkolaborasi, bahu membahu membantu sesama. Serta memikirkan upaya dari mulai sebelum terjadi bencana, saat bencana, dan pasca bencana. Sehingga, bisa memberikan bantuan maksimal serta meminimalisir dampak bencananya,” pungkasnya.

Peringatan Hari PMI bukan hanya tentang mengenang sejarah, tetapi juga tentang menumbuhkan kesadaran dan semangat solidaritas untuk menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama