Biografi Ibnu Katsir (700–774 H), Nama dan Nasabnya
Nama lengkapnya adalah Isma'il bin Amr bin Katsir bin Dhau bin Katsir bin Dzar'. Kunyah-nya adalah Abul-Fida’ dan laqob-nya (julukan) adalah Imaduddin. Ibnu Katsir juga dikenal dengan beberapa gelar, seperti Al-Faqih Asy-Syafi'i (pakar fiqh dalam mazhab Syafi'i), Al-Hafiz (pakar hadits), dan Al-Mu'arrikh (pakar sejarah). Beliau dikenal sebagai seorang ulama besar yang mempunyai kontribusi signifikan dalam bidang ilmu agama, khususnya tafsir, hadits, dan sejarah Islam.
Kelahiran dan Masa Kecil
Ibnu Katsir dilahirkan pada tahun 700 H di sebuah desa bernama Bushri yang terletak di sebelah timur kota Damaskus. Ayahnya adalah seorang khatib di kampungnya, tetapi beliau wafat ketika Ibnu Katsir berusia empat tahun. Sejak saat itu, beliau menjadi yatim piatu dan diasuh oleh saudaranya, Syekh Kamaluddin Abdul-Wahhab, yang membawa beliau ke Damaskus. Di sana, beliau memulai perjalanan ilmiahnya, dengan saudaranya yang mengajarkan ilmu agama sebagai langkah awal.
Guru-Guru dan Murid-Muridnya
Ibnu Katsir menempuh perjalanan panjang dalam menuntut ilmu dari berbagai ulama besar di zamannya. Beberapa guru utama beliau adalah:
- Syekh Ibrahim bin Abdurrahman Al-Fujari (w. 729 H), seorang ahli fiqh.
- Muhammad bin Ahmad bin Qaimaz (Imam Az-Zahaby, w. 748 H), seorang pakar hadits dan sejarah.
- Syaikhul Islam Ibnu Taimiah (w. 728 H), yang sangat berpengaruh terhadap Ibnu Katsir, terutama dalam prinsip-prinsip ilmiah dan metodologi yang mendalam dalam ilmu agama.
Ibnu Katsir mengajar banyak murid, terutama setelah ia merasa ilmunya cukup matang. Beliau aktif mengajar di berbagai halaqah ilmu dan sekolah-sekolah agama di Damaskus.
Kondisi Dunia Islam Saat Itu
Pada masa kehidupan Ibnu Katsir, wilayah Mesir dan Syam berada di bawah kekuasaan Mamalik. Selain ketegangan politik dan sosial yang terjadi akibat serangan bangsa Tatar dan kekacauan dalam pemerintahan, kondisi dunia Islam juga dilanda wabah penyakit dan kelaparan. Namun, meskipun mengalami krisis ini, kehidupan ilmiah tetap berkembang pesat. Para penguasa Mamalik tetap mendukung kegiatan ilmiah dan mendekatkan diri kepada ulama.
Pujian Para Ulama Kepadanya
Ibnu Katsir dihormati oleh banyak ulama besar karena kecerdasannya dan keahliannya dalam berbagai bidang ilmu. Beberapa pujian terhadap beliau di antaranya:
- Al-Hafiz Ibn Hajar Al-Asqalani dalam Ad-Durar Al-Kaminah menyatakan bahwa Ibnu Katsir memiliki hafalan yang sangat kuat dan karangan-karangannya banyak tersebar di seluruh dunia.
- Imam Az-Zahaby dalam Al-Mu'jam Al-Mukhtash menggambarkan Ibnu Katsir sebagai seorang imam yang memberi fatwa, ahli hadits yang teliti, dan pakar fiqh yang mumpuni.
Kitab-Kitab Karangan Ibnu Katsir
Ibnu Katsir menulis lebih dari 28 karya ilmiah yang mencakup berbagai disiplin ilmu agama. Beberapa karyanya yang terkenal adalah:
- Tafsir Al-Qur'an Al-Azim (Tafsir Ibnu Katsir) - Sebuah tafsir monumental yang sangat populer di kalangan umat Islam. Ibnu Katsir menyaring riwayat-riwayat Isra'iliyat dan hadits yang lemah, serta mengedepankan tafsir dengan tafsir Al-Qur'an, hadits, dan atsar (perkataan sahabat).
- Qashashul Anbiya - Kitab ini memuat kisah-kisah para nabi yang bersumber dari Al-Qur'an, hadits, serta riwayat Ahlul Kitab yang tidak bertentangan dengan wahyu.
- Al-Bidayah wa'l-Nihayah - Sebuah ensiklopedi sejarah yang terdiri dari 14 jilid, yang menjadi referensi utama dalam kajian sejarah Islam.
Wafatnya
Ibnu Katsir wafat pada hari Kamis, 26 Sya'ban 774 H dalam usia 74 tahun setelah mengalami kebutaan di akhir hayatnya. Beliau dimakamkan di tempat yang sama dengan gurunya, Syekhul Islam Ibnu Taimiah, di Damaskus. Semoga Allah merahmati beliau dan guru-gurunya.
Ibnu Katsir adalah sosok ulama besar yang legasinya terus hidup melalui karya-karyanya yang monumental. Beliau tidak hanya dikenal sebagai seorang ahli tafsir dan hadits, tetapi juga seorang sejarawan yang karyanya menjadi acuan utama dalam kajian sejarah Islam.