PEDAN. Puluhan pemuda dari Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kecamatan Pedan bersama warga Desa Ngaren melaksanakan aksi gotong royong pada Senin (19/11/24). Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengecoran lantai dak kubah Masjid Khoirul Fatihin, yang sedang dalam tahap pembangunan. Dengan penuh semangat dan kebersamaan, mereka bekerja keras, saling membantu, dan bergotong royong untuk mewujudkan impian memiliki tempat ibadah yang lebih baik. Aksi ini menjadi contoh nyata dari salah satu budaya yang sangat dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat Indonesia: gotong royong.
Gotong Royong: Ciri Khas Masyarakat Indonesia
Gotong royong telah lama menjadi bagian dari budaya Indonesia. Secara turun temurun, nilai kebersamaan ini terus dilestarikan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan besar seperti pembangunan fasilitas umum atau tempat ibadah. Dalam gotong royong, tidak ada sekat antara individu, yang ada hanya saling bantu-membantu untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan ini mencerminkan semangat kebersamaan yang kuat, yang merupakan ciri khas yang membedakan masyarakat Indonesia dari bangsa lainnya.
Pada kegiatan pengecoran lantai dak kubah Masjid Khoirul Fatihin, semangat gotong royong terlihat jelas. Tanpa memandang status sosial atau latar belakang, pemuda LDII dan warga setempat bahu-membahu menyelesaikan pekerjaan. Begitu banyak tangan yang terulur, begitu banyak hati yang bersatu, demi satu tujuan mulia: menyelesaikan pembangunan masjid yang akan menjadi tempat ibadah sekaligus pusat kegiatan keagamaan di Kecamatan Pedan.
Kepala Pembangunan Masjid Khoirul Fatihin, Suyatno, menyampaikan rasa syukurnya atas dukungan luar biasa dari masyarakat setempat. Masjid berukuran 12x17 meter yang sedang dibangun ini sepenuhnya dibiayai dari sodaqoh para donatur dan sumbangan warga sekitar. Pembangunan masjid yang dirancang dua lantai ini, yang akan dilengkapi dengan kubah berbahan galvalum anti karat berdiameter sekitar 7 meter, menjadi simbol kebersamaan dan kerja keras masyarakat.
Suyatno berharap, masjid yang dibangun dengan semangat gotong royong ini tidak hanya menjadi tempat untuk beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan yang dapat memberikan manfaat lebih bagi masyarakat Kecamatan Pedan. "Kami sangat bersyukur atas dukungan dari masyarakat, termasuk pemuda LDII, yang aktif membantu proses pembangunan ini," kata Suyatno dengan penuh rasa terima kasih.
Keterlibatan Generasi Muda dalam Gotong Royong
Penting untuk dicatat bahwa gotong royong ini melibatkan generasi muda, terutama pemuda LDII Kecamatan Pedan. Suwarto, salah seorang tokoh setempat, mengungkapkan bahwa semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh para pemuda ini sangat menginspirasi. "Alhamdulillah, hari ini kita menyaksikan semangat gotong royong luar biasa dari pemuda LDII Kecamatan Pedan. Keterlibatan aktif mereka membuktikan bahwa generasi muda LDII adalah generasi yang peduli terhadap lingkungan dan tempat ibadah," ucap Suwarto dengan bangga.
Menurut Suwarto, kegiatan ini tidak hanya mempererat tali silaturahmi antaranggota LDII, tetapi juga menunjukkan bahwa pembangunan fasilitas ibadah dan dakwah adalah bagian dari pengabdian mereka. LDII tidak hanya terlibat dalam dakwah, tetapi juga peduli terhadap kebangsaan, pendidikan, ekonomi syariah, ketahanan pangan, teknologi digital, dan energi baru terbarukan. Ini adalah wujud nyata bahwa gotong royong juga merupakan bagian dari pengabdian mereka untuk kebaikan umat.
Semangat gotong royong yang ditunjukkan dalam pembangunan Masjid Khoirul Fatihin ini sejatinya mencerminkan nilai-nilai Islam. Dalam ajaran Islam, kebersamaan dan saling membantu sesama adalah hal yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri mencontohkan dalam banyak hadisnya betapa pentingnya bekerja bersama untuk kebaikan umat. Dalam hal ini, pembangunan masjid yang melibatkan seluruh elemen masyarakat merupakan bentuk nyata dari implementasi semangat gotong royong yang sangat dihargai dalam Islam.
Gotong royong tidak hanya mempererat hubungan antarindividu, tetapi juga membentuk komunitas yang saling peduli dan bahu-membahu untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan seperti ini mencerminkan cinta terhadap rumah Allah, dan semangat untuk membangun sesuatu yang bermanfaat untuk banyak orang, terutama dalam hal memperluas syiar Islam.
Melihat semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh masyarakat Desa Ngaren, khususnya pemuda LDII Kecamatan Pedan, kita harus semakin menyadari bahwa budaya ini adalah warisan yang sangat berharga. Gotong royong bukan hanya sekedar kebiasaan, tetapi juga merupakan fondasi yang menjaga kekompakan dan kesejahteraan sosial dalam masyarakat. Dengan melestarikan gotong royong, kita menjaga kebersamaan, memperkuat hubungan sosial, dan membangun masa depan yang lebih baik.
Semoga pembangunan Masjid Khoirul Fatihin menjadi contoh nyata bagaimana gotong royong dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat, dan semoga semangat ini terus hidup di setiap lapisan masyarakat. Gotong royong adalah budaya yang harus dilestarikan, karena melalui kebersamaan inilah kita bisa meraih banyak kebaikan dan mencapai tujuan bersama.