Melawi – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Melawi mendorong para petani untuk beralih menggunakan pupuk hayati bakteri sebagai solusi atas tingginya harga pupuk kimia. Selain dapat menekan biaya produksi, penggunaan pupuk hayati juga terbukti dapat meningkatkan hasil panen.
Ketua Bagian Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat DPD LDII Melawi, Taswadi, menyampaikan bahwa petani harus lebih bijak dalam menghadapi mahalnya harga pupuk kimia. “Saya mengajak agar petani lebih bijak disaat harga pupuk semakin mahal. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan juga tidak baik. Solusinya dapat memakai pupuk hayati,” ujarnya.
Taswadi yang juga seorang penyuluh swadaya, mengungkapkan bahwa dirinya bersama belasan petani telah sukses melakukan budidaya tanaman hortikultura seperti cabai dan tomat dengan menggunakan pupuk hayati bakteri. “Alhamdulillah dengan menggunakan pupuk hayati bakteri hasil panennya cukup tinggi serta tanaman lebih tahan lama,” tegasnya.
Jenis bakteri yang digunakan dalam budidaya tersebut antara lain Rhizobium, Ozotobacter, dan Bacillus SP. Menurut Taswadi, penerapan pupuk hayati bakteri di kelompok tani yang ia bina, Kelompok Tani Permata Mawang Raya, memberikan keuntungan besar dengan biaya yang relatif murah. "Dengan ilmu yang saya dapatkan, petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Permata Mawang Raya saya arahkan menggunakan pupuk bakteri Rhizobium, Ozotobacter dan Bacillus SP. Hasilnya petani untung dengan biaya relatif murah," tambahnya.
Taswadi juga menjelaskan bahwa pola panen yang diterapkan oleh petani dilakukan setiap hari, dengan hasil yang cukup besar. “Rata-rata setiap hari petani memetik 30 kg cabai, dengan harga jual saat ini di kisaran Rp 35 ribu per kilogram,” jelasnya. Pendekatan ini memberikan keuntungan tidak hanya dalam hal hasil panen yang lebih baik tetapi juga dalam pengelolaan biaya yang lebih efisien bagi petani.