Artikel Terbaru dari LDII
LDII Hadiri Gerakan Penanaman Pohon Bersama Kemenag Kabupaten Sumedang
Sumedang (27/4). DPD LDII Kabupaten Sumedang menghadiri undangan “Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa”, yang diselenggarakan serentak di seluruh Indonesia, pada Selasa (22/4). Di Kabupaten Sumedang, program yang diinisiasi Kemenag RI tersebut, dilaksanakan di MTSN. 5 Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang.
Plt. Kepala Subbagian Tata Usaha Kemenag Kabupaten Sumedang, Zaenal Mutaqin, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran pimpinan ormas dan lembaga keagamaan yang turut mendukung kegiatan tersebut
“Saya mengucapkan terima kasih kepada pimpinan ormas yang telah hadir. Mari kita sukseskan gerakan menanam satu juta pohon matoa, baik di lingkungan perkantoran, tempat ibadah, maupun pondok pesantren,” ujarnya.
Zaenal menjelaskan bahwa program ini bertujuan meningkatkan kesadaran umat dalam menjaga lingkungan hidup, mengurangi dampak perubahan iklim, serta mendorong keterlibatan institusi keagamaan dan pendidikan dalam kampanye penghijauan berbasis ekoteologi.
Mengusung tema “Program Prioritas Ekoteologi Guna Memperkuat Peran Institusi Keagamaan dalam Pelestarian Lingkungan dan Menyambut Hari Bumi Tahun 2025”, kegiatan ini diikuti berbagai elemen masyarakat, termasuk LDII.
Ketua DPD LDII Kabupaten Sumedang, Usep Aziz Solehuddin, menyatakan komitmennya dalam mendukung gerakan tersebut, “Insya Allah kami akan menindaklanjuti program ini di tempat-tempat kegiatan LDII yang memiliki lahan cukup. Karena pelestarian lingkungan hidup merupakan salah satu dari delapan program pengabdian LDII untuk bangsa,” jelasnya.
Usep menambahkan, LDII Sumedang telah menjalankan berbagai kegiatan yang berorientasi pada pelestarian lingkungan, seperti gerakan penanaman pohon dan edukasi lingkungan kepada warga, “Kami menyadari bahwa kerusakan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Nilai-nilai agama bisa menjadi landasan moral yang kuat dalam menjaga alam. Pelestarian lingkungan adalah bagian dari ibadah,” pungkasnya.
The post LDII Hadiri Gerakan Penanaman Pohon Bersama Kemenag Kabupaten Sumedang appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Dukung Program Pemerintah, LDII Audiensi dengan Wakil Bupati Rokan Hulu
Rokan Hulu (27/5). Menjelang pelaksanaan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LDII Riau Zona Rokan Hulu, jajaran Pengurus Harian DPD LDII Rokan Hulu bersama DPW LDII Riau menggelar audiensi dan silaturahim dengan Wakil Bupati Rokan Hulu, Syafaruddin Poti, di rumah dinasnya pada Selasa (20/5).
Ketua DPW LDII Riau, Imam Suprayogi, menjelaskan bahwa Rakorwil merupakan agenda strategis untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. “Melalui Rakorwil ini, kami ingin memperkuat implementasi delapan klaster pengabdian LDII untuk bangsa. Agar sejalan dengan program-program pemerintah daerah,” ujar Imam.
Sementara itu, Ketua DPD LDII Rokan Hulu, Ali Pullaila menegaskan komitmen LDII Rokan Hulu untuk terus bersinergi dengan pemerintah. “LDII Rohul siap berkontribusi dalam berbagai sektor. Mulai dari kebangsaan, keagamaan, pelestarian lingkungan, hingga menumbuhkan kembali semangat gotong royong di tengah masyarakat,” katanya.
Rakorwil LDII Riau Zona Rokan Hulu dijadwalkan pada Rabu, 21 Mei 2025 di Masjid Baitul Atieq, Ujungbatu, Kabupaten Rokan Hulu. Mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Organisasi untuk Memperkuat RPJPD Provinsi Riau 2025–2045 dan Program Asta Cita”, kegiatan ini akan diikuti oleh pengurus DPD, PC, dan PAC LDII se-Kabupaten Rokan Hulu.
Wakil Bupati Rokan Hulu, Syafaruddin Poti, menyambut baik rencana tersebut dan mengapresiasi kontribusi LDII dalam pembangunan daerah. “Kita tidak bisa lepas dari semangat gotong royong. Kehadiran ormas seperti LDII yang aktif di bidang keagamaan sangat membantu tugas pemerintah daerah,” ucapnya.
Ia juga mengajak LDII untuk turut mendukung pemberdayaan UMKM sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. “Dengan kolaborasi antara pemerintah dan ormas, kita bisa mempercepat pembangunan di Rokan Hulu,” pungkas Syafaruddin.
The post Dukung Program Pemerintah, LDII Audiensi dengan Wakil Bupati Rokan Hulu appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Ketua LDII Lampung Dilantik sebagai Pengurus LKKS Masa Bakti 2025-2030
Bandar Lampung (27/5). Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal melantik pengurus Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Provinsi Lampung masa bakti 2025–2030. Salah satunya, Ketua DPW LDII Lampung, M. Aditya, sebagai Wakil Ketua Bidang Penelitian, Pendidikan, dan Pengembangan.
Pelantikan digelar pada Rabu (21/5) di Balai Keratun, Kantor Gubernur Lampung, dan dihadiri jajaran organisasi sosial serta pejabat pemerintah. Dalam kapasitasnya sebagai pembina LKKS, Gubernur Mirza menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk menunjukkan komitmen pengabdian.
“Amanah ini adalah bentuk kepercayaan masyarakat sekaligus tanggung jawab mulia yang harus diemban dengan ketulusan, integritas, dan semangat kolaborasi,” ujarnya.
Ia juga menyoroti masih banyaknya kelompok rentan yang belum terdata dan belum tersentuh program pemerintah. “Saya pernah menemukan ada ratusan orang di Bandar Lampung yang tidak memiliki keluarga, tempat tinggal, penghasilan, bahkan KTP. Ini menjadi pekerjaan rumah besar kita bersama,” tambahnya.
Gubernur Mirza berharap kolaborasi antara LKKS dan organisasi sosial lainnya mampu menutup celah pelayanan sosial, sehingga prinsip no one left behind dalam pembangunan dapat benar-benar terwujud.
Sementara itu, Ketua Umum LKKS Provinsi Lampung, Jihan Nurlela, menyampaikan rasa bangga dan harapannya terhadap pengurus yang baru dilantik. “Kami berharap kepengurusan hari ini akan menjadi yang terbaik, melanjutkan kerja-kerja sosial luar biasa dari kepengurusan sebelumnya,” kata Jihan.
Wakil gubernur termuda itu juga menekankan peran strategis LKKS sebagai mitra pemerintah, terutama dalam menjangkau masyarakat miskin ekstrem yang belum terlayani program formal seperti BPJS dan PKH.
“Kita harus hadir di celah-celah yang tidak terjangkau oleh pemerintah. Memberikan bantuan nyata, dan menjadi center of synergy bagi masyarakat termarjinalkan,” tegasnya.
Ia pun mengajak seluruh pengurus, baik yang berasal dari OPD maupun unsur masyarakat umum, untuk menjadi influencer kebaikan di lingkungannya masing-masing. “Dengan semangat gotong royong dan dedikasi tulus, kita dapat mewujudkan visi Lampung Maju untuk Indonesia Emas melalui kesejahteraan sosial yang merata,” ujarnya.
The post Ketua LDII Lampung Dilantik sebagai Pengurus LKKS Masa Bakti 2025-2030 appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan
Oleh: Thonang Effendi
Di suatu sore yang damai, langit Jogja menggantungkan cahaya lembut di ufuk barat. Di sebuah angkringan kecil pinggir jalan, sekumpulan bapak-bapak duduk santai. Di hadapan mereka, cangkir-cangkir kaleng tua berisi teh panas dengan gula batu mengepul perlahan. Obrolan mereka sederhana, tentang keluarga, pekerjaan, dan harga sembako.
Tapi ada satu hal yang menarik perhatian: wajah-wajah itu tampak bahagia. Ada senyum yang tulus, ada tawa yang ringan, ada kelegaan yang tak dibuat-buat. Seseorang nyeletuk, “Bahagia itu ternyata sederhana ya… secangkir teh sore, ngobrol santai, hati tenang.” Yang lain menimpali, “Sitik-sitik disyukuri.”
Ungkapan “sitik-sitik disyukuri” dalam budaya Jawa bukan sekadar kiasan. Ia adalah refleksi hidup yang penuh makna. Dalam kehidupan yang serba cepat dan seringkali memaksakan pencapaian-pencapaian besar, kita sering lupa bahwa bahagia bisa dimulai dari hal-hal kecil. Dari secangkir teh yang hangat, dari angin sore yang sejuk, dari pertemuan yang penuh canda. Ketika hati belajar bersyukur, maka nikmat yang kecil pun terasa berlimpah.
Al-Qur’an mengingatkan kita dalam surat Ar-Rahman dengan ayat yang berulang, “Fabiayyi aalaa’i rabbikumaa tukadzdzibaan”—maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ini adalah seruan untuk berhenti sejenak, melihat sekitar, dan menyadari betapa banyak nikmat yang sering kita abaikan. Harta, kesehatan, keluarga, waktu luang, dan bahkan secangkir teh sore adalah karunia yang patut disyukuri.
Falsafah Jawa juga memberi sumbangsih penting dalam membentuk kesadaran ini. Melalui ajaran Ki Ageng Suryomentaram yang dikenal dengan 6 Sa, kita diajak untuk hidup selaras dan sederhana:
- Sabutuhé – sesuai kebutuhan.
- Saperluné – sesuai keperluan.
- Sacukupé – tidak berlebihan.
- Sabeneré – apa adanya.
- Samesthiné – sesuai seharusnya.
- Sakepenaké – dengan kelapangan hati.
Ketika seseorang mampu menerapkan keenam prinsip ini dalam hidupnya, maka ia akan lebih mudah merasakan kebahagiaan dalam bentuk yang paling hakiki—tenang, ringan, dan penuh makna. Prinsip ini juga selaras dengan nilai karakter luhur yang dikembangkan LDII dalam 6 Thobiat Luhur, yakni jujur, amanah, mujhid-muzhid, rukun, kompak, dan kerja sama yang baik.
Orang yang jujur dan amanah akan hidup lebih tenang. Yang mujhid-muzhid akan terbiasa hidup penuh usaha dan sederhana. Yang rukun dan kompak akan selalu menemukan tempat kembali saat lelah melanda.
Kesadaran untuk bersyukur dan hidup sederhana juga beririsan dengan manajemen waktu. Di era banjir informasi dan tuntutan multitugas seperti saat ini, mengelola waktu bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga tentang menjaga kewarasan. Menyempatkan waktu untuk secangkir teh sore, berbincang ringan, atau membaca buku sejenak bisa menjadi penyeimbang dari kerasnya ritme kehidupan.
Bahagia memang tidak bisa diukur dari harta atau jabatan. Ia hadir ketika kita mampu menerima dan mensyukuri. Ia tumbuh dari kebiasaan untuk melihat ke dalam, bukan hanya ke luar. Ia muncul ketika kita punya cukup waktu untuk menyapa diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Akhirnya, hidup bahagia itu memang sederhana. Dimulai dari mensyukuri yang kecil, menyederhanakan keinginan, menenangkan batin, dan menata waktu. Dari sana, kita belajar bahwa kebahagiaan bukan soal memiliki lebih banyak, tetapi merasa cukup dengan apa yang ada. Dan siapa sangka, secangkir teh sore bisa menjadi pengingat paling jujur tentang makna itu semua.
Penulis:
Thonang Effendi
Ketua Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan DPP LDII
The post Secangkir Bahagia: Belajar Bersyukur dari Kesederhanaan appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII
Jakarta (27/5). Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia, Abdul Mu’ti mengapresiasi Pelatihan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) oleh DPP LDII di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, 23-26 Mei 2025. Pelatihan ini sekaligus menjadi perintisan Sekolah Aman, Nyaman dan Menyenangkan (SANM).
Abdul Mu’ti yang menjadi undangan khusus dan sempat mengikuti pelatihan ini secara daring menyampaikan apresiasinya kepada LDII. “Terima kasih kepada LDII yang telah menyelenggarakan pelatihan TPPK. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami pendidik dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan bebas dari kekerasan. Semoga LDII terus menjadi pelopor dalam membina generasi muda berkarakter luhur,” tulisnya dalam kolom komentar Zoom.
Pelatihan TPPK ini diikuti sekitar 1.800 peserta daring dan 200 peserta luring. Peserta merupakan perwakilan dari sekolah dan pondok yang berada di bawah binaan LDII. Mereka nantinya akan menjadi TPPK pada lembaganya masing-masing. Selain diisi materi dari beberapa narasumber, peserta diajak juga untuk berlatih langsung cara mengatasi masalah yang dialami para pemangku lembaga pendidikan.
Kepala Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) DPP LDII, Thonang Effendi menyebutkan, apresiasi yang diberikan Mendikdasmen tersebut akan ditindaklanjuti dengan audiensi agar pembentukan TPPK segera bisa direalisasikan.
Thonang menyampaikan bahwa pelatihan TPPK merupakan amanat Undang-Undang. Selain itu juga menjadi amanat Munas dan Rakernas LDII. “Ini diawali dari amanah Munas VII LDII tahun 2011, kemudian lanjut Munas VIII 2018 dan Munas IX 2021, Rakernas LDII 2016, Rakernas LDII 2018 dan 2023,” paparnya.
Thonang menyampaikan bahwa pelatihan TPPK merupakan amanat Undang-Undang. Selain itu juga menjadi amanat Munas dan Rakernas LDII. “Ini diawali dari amanah Munas VII LDII tahun 2011, kemudian lanjut Munas VIII 2016 dan Munas IX 2021, Rakernas LDII 2018 dan 2023,” paparnya.
LDII, lanjutnya memiliki program kerja yang salah satunya terkait pendidikan. Inilah yang akan diimplementasikan menjadi pembentukan TPKK. “Pelatihan ini dalam rangka untuk mewujudkan salah satu 8 Bidang Pengabdian LDII untuk Bangsa yaitu di bidang pendidikan dan dalam pembentukan SDM profesional religius,” jelas Thonang.
Ia menambahkan, LDII mempunyai sistem pendidikan profesional religius yang holistik, integratif. Ini bersesuaian dengan program Kemendikdasmen terkait dengan sekolah aman, nyaman dan menyenangkan dengan hidupnya nilai-nilai luhur.
“Tantangannya adalah ketika masih ada kekerasan, maka sekolah aman, nyaman dan menyenangkan itu tidak akan terwujud. Untuk itu dibentuklah TPKK di masing-masing sekolah. Harapannya, yang diutamakan adalah tindakan pencegahan melalui kampanye, melalui penerapan nilali-nilai luhur. Bilamana sudah dilakukan pencegahan masih ada satu atau dua kejadian tindak kekerasan, maka baru dilakukan penanganan kekerasan di sekolah, tentu sesuai dengan SOP yang berlaku,”jelas Thonang.
Tindak lanjut Pelatihan TPPK ini, beberapa lembaga pendidikan yang bernaung di bawah LDII akan mendapatkan bimbingan langsung untuk mengimplementasikan langkah-langkah pembentukan TPKK.
“Pasca pelatihan ini akan diambil tiga lembaga pendidikan untuk dibina langsung dalam pembentukan TPPK, yakni Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, International Islamic Boarding School Baitul Manshurin Malang, dan Bina Indonesia Gemilang Boarding School Depok,” Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII Muslim Tadjuddin Chalid.
Pelatihan ini menurut Muslim merupakan bentuk dukungan LDII terhadap kebijakan pemerintah, khususnya Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Satuan Pendidikan.
“Setiap satuan pendidikan, dari jenjang PAUD hingga pendidikan menengah, wajib membentuk TPPK. Program perintisan Sekolah Aman, Nyaman, dan Menyenangkan (SANM) kami selaraskan sepenuhnya dengan kebijakan ini, demi menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan, baik fisik maupun psikologis,” ujar Muslim yang merupakan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Muslim juga menekankan bahwa penguatan pendidikan karakter merupakan bagian penting dari upaya pencegahan kekerasan. Selain itu, keterlibatan semua pihak, diantaranya guru, siswa, orang tua, masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan ramah anak.
The post Mendikdasmen Abdul Mu’ti Berikan Apresiasi Atas Pelatihan TPPK oleh DPP LDII appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Deteksi Dini Penyakit, LDII Biak Numfor Adakan Pemeriksaan Kesehatan
Biak (27/5). DPD LDII Kabupaten Biak Numfor melakukan pemeriksaan kesehatan kepada warga LDII. Pemeriksaan bertempat di Mushola Miftahulhuda, Snerbo, Biak, Minggu (25/5).
Ketua DPD LDII Biak Numfor, Hasan Laboy mengatakan pemeriksaan kesehatan warga LDII tersebut bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan.
“Kami merasa bangga dan mengapresiasi semua pihak khususnya warga LDII yang telah datang untuk memeriksakan kesehatannya. Dari target 150 warga, sebanyak 127 warga hadir melakukan pemeriksaan,”ujar Hasan Laboy.
Ia menambahkan, kegiatan pemeriksaan ini akan rutin diadakan setiap tiga bulan sekali. “Kami akan bekerjasama antara Biro Pengabdian Masyarakat (Penamas) DPW LDII Papua dan Forum Komunikasi Kesehatan Islam (FKKI) Kabupaten Biak Numfor,” ucapnya.
Pemeriksaan kesehatan dilakukan dengan berbagai jenis pelayanan seperti pemeriksaan tinggi dan berat badan, tekanan darah, gula darah, asam urat, kolesterol bahkan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM). Selain itu juga skrining kesehatan mental dan konsultasi kesehatan.
Hasan Laboy tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Biro Penamas DPW LDII Provinsi Papua, FKKI Biak Numfor dan semua pihak yang mendukung kegiatan bakti sosial ini. “Tentu ini sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dan mengingatkan warga LDII agar terus peduli akan kesehatan,” pungkasnya.
The post Deteksi Dini Penyakit, LDII Biak Numfor Adakan Pemeriksaan Kesehatan appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Generasi Muda LDII Juara 2 Kompetisi Sepak Bola GAI Zona Riau
Pekanbaru (27/5). Empat warga LDII Riau, yang juga atlet Forum Sepakbola Generasi Indonesia (FORSGI) Riau meraih juara 2 kompetisi sepak bola “Garuda Anak Indonesia (GAI) Zona Riau 2025”. Mereka adalah Ilham Bintang dan Dio Evan Wirastya pada tim Tiganaga U12 serta Davine Firash Adellio dan M Dirga Triadinata pada tim Putra Muda U10.
Kompetisi tersebut dihelat di Stadion Utama Riau, pada 26-27 April 2025, bertema “Membangun Generasi Emas Sepakbola Indonesia”. Tujuan kompetisi tersebut adalah mencari bibit unggul usia dini, meningkatkan kompetisi antarsekolah sepak bola dan memperkuat karakter pemain melalui olahraga.
Ketua FORSGI Riau, Gos Hendra mengungkapkan, empat atlet tersebut adalah generasi muda LDII yang berasal dari Kampar, Pekanbaru dan Pelalawan. “Kami berkomitmen melahirkan talenta muda yang berdaya saing dan berkarakter,” tuturnya.
Ia menjelaskan, FORSGI Riau menerapkan sistem pelatihan terpadu. “Dengan fokus pada pengembangan teknik dasar, penguatan mental dan pembinaan karakter luhur,” kata Hendra.
Ke depan, Hendra mengungkapkan, pihaknya akan meningkatkan program pembinaan, memperkuat jejaring dengan sekolah sepak bola, serta menjalin kolaborasi dengan klub atau akademi sepak bola. “Semoga dapat melahirkan lebih banyak atlet berkualitas dan berkarakter luhur, yang siap mengharumkan nama daerah maupun bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, Pelatih Tim Putra Muda U10, Budi Isthiyar mengatakan, Davine dan Dirga menunjukkan perkembangan yang luar biasa. “Baik dari segi teknik dasar maupun mental bertanding,” ujarnya.
Untuk itu, ia mengapresiasi pola pembinaan FORSGI Riau. “Yang terstruktur dan berkelanjutan sejak dini. Kedisiplinan dan komitmen para atlet menjadi faktor pendukung peningkatan performa,” tutup Budi.
The post Generasi Muda LDII Juara 2 Kompetisi Sepak Bola GAI Zona Riau appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Pakar Kejiwaan: Satu Dari Tiga Peserta Didik Berpotensi Alami Kekerasan Seksual
Kediri (27/5). Satu dari tiga peserta didik berpotensi mengalami kekerasan seksual. Pernyataan ini disampaikan dokter spesialis kejiwaan, Riko Lazuardi saat memberikan pelatihan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) Perintisan Sekolah Aman, Nyaman dan Menyenangkan (SANM) 2025. Acara ini diselenggarakan oleh DPP LDII di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, Sabtu-Minggu (24-25/5).
Penanganan dampak psikologis kekerasan dan perundungan pada satuan pendidikan menjadi perhatian utama dalam pelatihan ini. Kegiatan yang berlangsung secara hibrid ini diikuti oleh 200 satuan pendidikan di bawah naungan LDII dari seluruh Indonesia.
Riko Lazuardi menekankan pentingnya kesigapan satuan pendidikan dalam menangani dampak psikologis kekerasan, termasuk kekerasan seksual dan perundungan. Dalam pemaparannya, Riko mengungkapkan bahwa satu dari tiga peserta didik berpotensi mengalami kekerasan seksual. Sementara itu, satu dari empat berpotensi mendapatkan hukuman fisik.
Kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan bisa berupa sentuhan tubuh hingga pemaksaan melakukan aktivitas seksual. Ia juga menjelaskan bahwa perundungan seringkali terjadi karena relasi kuasa dan melibatkan pelaku, korban, dan pengamat.
Riko mengatakan, anak-anak yang menjadi korban mungkin belum memahami bahwa mereka mengalami kekerasan, namun menyadari bahwa perlakuan tersebut tidak menyenangkan. Perlakuan buruk tersebut bisa muncul dalam bentuk mimpi buruk, gangguan kepercayaan pada orang lain, bahkan potensi menjadi pelaku kekerasan di masa depan sebagai bentuk pelampiasan.
“Pengamat juga perlu diperhatikan karena mereka bisa merasa terancam menjadi korban berikutnya, mengalami kecemasan, gangguan konsentrasi, dan berpikir tidak logis,” ujarnya.
Riko menekankan pentingnya membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penanganan kasus kekerasan. Ia juga mengingatkan tanda bahaya yang perlu diwaspadai, seperti melukai diri sendiri, percobaan bunuh diri, gelisah, penelantaran diri, dan membahayakan orang lain. “Seringkali mereka tahu bahwa bunuh diri itu dosa, tapi mereka mengungkapkan keinginan itu kepada kita sebagai bentuk permintaan tolong,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa penanganan kegawatan psikologis harus dilakukan melalui intervensi krisis, dengan prioritas pada pengamanan korban, mendengarkan secara empatik, dan memberikan normalisasi. “Kita harus memastikan korban merasa tidak bersalah atas apa yang dialaminya,” kata Riko.
Sebagai bentuk penanganan awal, satuan pendidikan diminta melakukan penilaian awal, mengumpulkan data kasus, serta memperkirakan dampak dan tingkat kekerasan. “Saat ada laporan, tanggapi dengan serius dan penuh empati, serta syukuri keberanian korban untuk menceritakan,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa generasi Z lebih peduli terhadap kesehatan mental, sehingga satuan pendidikan tidak perlu ragu untuk merujuk siswa ke tenaga profesional. Untuk guru dan institusi pendidikan, Riko menekankan pentingnya membangun kepercayaan agar siswa merasa aman dalam menyampaikan informasi.
“Institusi pendidikan harus transparan dalam menangani kasus kekerasan. Jangan ditutupi, aturan harus ditegakkan dan pelanggaran harus ditindak,” tegasnya.
Terkait waktu yang tepat merujuk siswa ke psikiater, Riko menyatakan, hal itu perlu dilakukan ketika muncul gejala signifikan seperti gangguan tidur atau menurunnya fungsi diri seperti enggan mandi. “Tugas kita adalah menjadi teman dulu bagi mereka,” pungkasnya.
The post Pakar Kejiwaan: Satu Dari Tiga Peserta Didik Berpotensi Alami Kekerasan Seksual appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
KPMDI Bekali Santriwati dengan Ilmu Cegah Kekerasan Seksual dan Keterampilan Usaha
Jakarta (27/5). Pimpinan Pusat Korps Perempuan Majelis Dakwah Islamiyah (PP KPMDI) menggelar seminar menangani kekerasan seksual dan kemandirian di pesantren. Acara yang bertema “Muslimah Berdaya, Santun, dan Terampil” itu di Pondok Pesantren Minhajurrasyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur, Minggu (25/5).
Selain seminar, acara yang juga bagian dari rangkaian Milad ke-47 Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) itu juga bertujuan meningkatkan kapasitas santriwati. Ketua Umum PP KPMDI Marlinda Irwanti Poernomo mengatakan, kegiatan itu merupakan bentuk nyata kepedulian KPMDI terhadap keselamatan dan masa depan perempuan muslimah.
Mereka membekali santriwati dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi tantangan zaman, termasuk dalam melindungi diri dari kekerasan seksual dan membangun kemandirian ekonomi. “Kami berharap program ini menjadi model yang dapat direplikasi di berbagai pondok pesantren di Indonesia,” ujarnya.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Ponpes Minhaajurrosyidin Ujang Saepudin mengatakan, ia mengapresiasi kegiatan itu. “Merupakan kehormatan bagi kami menjadi bagian dari kegiatan yang mulia ini. Tema yang diusung sangat relevan dengan kebutuhan zaman, yakni seorang muslimah tidak hanya taat dalam beragama, tapi juga mampu berdaya secara sosial, menjaga kesantunan, serta terampil dalam berbagai bidang kehidupan,” ujarnya.
Karena itu Ujang berharap, selain menjadi penguatan kapasitas intelektual, spiritual, dan sosial santriwati, juga membentuk pribadi muslimah berkarakter luhur.
Kegiatan yang menjadi awal dari program jangka panjang KPMDI dalam mewujudkan pesantren yang ramah perempuan dan produktif itu diikuti sebanyak 80 santriwati tingkat SMP dan SMA.
Salah satu pemateri Azimah Subagijo yang mengangkat isu kekerasan seksual menegaskan, para santriwati perlu berani bicara agar kebenaran tidak dibungkam. “Iman dan ilmu adalah bekal penting untuk melawan kekerasan. Jangan biarkan ketakutan membungkam kebenaran,” tegasnya.
Saat itu seluruh peserta juga diajak berikrar bersama untuk berani dan cerdas menjaga diri dan kehormatan sesuai ajaran Islam, menolong teman yang menjadi korban pelecehan seksual. “Berani berkata ‘tidak’ pada tindakan yang tidak pantas, dan akan melaporkan jika melihat dan mengalami kekerasan,” ujar Azimah.
Selain itu, pemateri Fifi Luthfiah juga mengingatkan mengenai etika santun dan estetika busana muslimah. “Tetap santun dalam berbusana, karena mencerminkan ketaatan dan identitas muslimah sejati,” jelasnya. Sedangkan pelatihan keterampilan mandiri yang diisi Siti Ubaidah memberikan praktik membuat abon sebagai upaya menanamkan semangat wirausaha. “Kemandirian bisa dimulai sejak dini, bahkan dari dapur pesantren,” katanya.
The post KPMDI Bekali Santriwati dengan Ilmu Cegah Kekerasan Seksual dan Keterampilan Usaha appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.
Cendekiawan Muslim Ahmad Ali Temui PW Al-Washliyah Bengkulu Bahas Nasionalisme dan Dakwah LDII
Bengkulu (27/5). Cendekiawan Muslim sekaligus Dosen Pascasarjana Universitas PTIQ Jakarta, Ahmad Ali MD, silaturahmi dan diskusi dengan Pimpinan Wilayah (PW) Al-Washliyah Provinsi Bengkulu, Sasriponi Bahrin Ronggolawe, pada Senin (26/5).
Pertemuan yang berlangsung di Warung Sate Cak Liha, Kota Bengkulu, ini merupakan bagian dari riset yang tengah dilakukan Ahmad Ali MD untuk penulisan buku ketiganya berjudul “Nasionalisme dan Peran Dakwah LDII di Indonesia”. Bengkulu menjadi salah satu provinsi yang menjadi fokus penelitian, mengingat eksistensi dan kontribusi LDII di daerah tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Pimpinan Wilayah (PW) Al-Washliyah Sasriponi Bahrin Ronggolawe mengapresiasi kiprah LDII di Provinsi Bengkulu. “LDII Bengkulu ada di mana-mana dan aktif berkontribusi dalam kehidupan kemasyarakatan. Soal nasionalisme, LDII di Bengkulu tidak diragukan lagi,” ungkapnya.
Menanggapi itu, Cendekiawan Muslim, Ahmad Ali MD mengapresiasi sambutan hangat dan keterbukaan informasi yang diberikan. “Semoga hasil riset ini, dapat berkontribusi memperkuat nilai-nilai nasionalisme dan dakwah yang konstruktif bagi umat dan bangsa,” tuturnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Pengurus DPP LDII, Ust. Dwi Pramono dan Ketua DPW LDII Provinsi Bengkulu, Meri Sasdi, beserta jajaran pengurus harian. Kehadiran mereka menjadi momentum penting dalam mempererat sinergi antartokoh lintas organisasi keagamaan di Provinsi Bengkulu.
The post Cendekiawan Muslim Ahmad Ali Temui PW Al-Washliyah Bengkulu Bahas Nasionalisme dan Dakwah LDII appeared first on Lembaga Dakwah Islam Indonesia.