Serang (19/2) – DPW LDII Provinsi Banten menerima kunjungan dari jajaran kepolisian sektor (Polsek) Kramatwatu dalam rangka Safari Jumat yang berlangsung di Masjid Al Musawwa, kompleks Pondok Pesantren Al Musawwa, Desa Pejaten, Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, pada Jumat (7/2).
Kapolsek Kramatwatu, Kompol Agus Ahmad Kurnia menyampaikan bahwa Safari Jumat merupakan agenda rutin kepolisian untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. "Saya berterima kasih atas silaturrahim ini dan kontribusi LDII dalam memakmurkan masjid serta peran aktifnya dalam program Kamtibmas. Dukungan ini menjadikan Kramatwatu aman, tentram, dan sejahtera tanpa ada gesekan antar kelompok," ujarnya.
Lebih lanjut, Kompol Agus menegaskan bahwa Polsek Kramatwatu akan terus menjalin kerja sama dengan LDII yang telah berjalan baik. "LDII menjadi ormas agama yang tertib dan teratur serta memiliki program yang bagus. Kami berharap LDII tetap mewaspadai perkembangan teknologi informasi dari maraknya berita hoaks," tambahnya.
Kapolsek juga mengingatkan agar warga LDII tidak langsung percaya terhadap berita hoaks, baik yang beredar secara lisan maupun di media sosial. "Medsos memang menjadi sarana terbaik untuk menggali segala informasi, namun bisa menjadi pisau bermata dua jika tidak bijak penggunaannya. Kami mengimbau untuk tabayyun dalam segala macam berita yang ada di jejaring internet," katanya.
Sementara itu, Ketua DPW LDII Banten, Dimo Tono Sumito mengungkapkan bahwa media sosial kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk memiliki bekal ilmu dalam menyaring segala informasi yang diterima. “Tabayyun menjadi dasar untuk memilah mana informasi yang benar dan mana yang salah. Tidak asal sebar berita dan berhenti sejenak untuk berpikir dalam segala hal,” jelas Dimo.
Kompol Agus juga menyoroti permasalahan kenakalan remaja, seperti geng motor dan penggunaan senjata tajam, yang menjadi perhatian di tengah masyarakat. Ia menekankan pentingnya peran LDII dalam mengembangkan karakter luhur bagi generasi penerus. “Hal ini harus disikapi dengan bijak agar remaja tidak ikut terlibat. Kami mengapresiasi LDII hadir dengan mengembangkan karakter luhur bagi generasi penerus,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Dimo menyatakan bahwa masa remaja adalah waktu pencarian jati diri dan pentingnya menyediakan media yang tepat bagi mereka untuk meluapkan emosi. "Kami memiliki program 29 karakter luhur dan penerapannya bisa dipakai dalam berbagai bidang. Jika karakter luhur sudah tertanam, maka generasi Indonesia emas 2045 akan tercapai," ucap Dimo.
Dimo juga menambahkan bahwa para santri LDII memiliki tugas untuk menimba ilmu dan menyampaikannya kepada generasi muda. "Bayangkan ilmu dan karakter luhur terus disampaikan sampai anak cucu kita nanti. Maka tidak mustahil jika Indonesia suatu saat akan memiliki orang-orang dengan predikat terbaik di masa yang akan datang," jelasnya.