Kembang Turi Melok-Melok: Renungan dan Motivasi Hidup

Kembang turi lak melok melok sego wadang sisane sore. Ora perduli wong alok alok sandang pangan lak golek dewe


Dalam kehidupan ini, kita sering dihadapkan pada berbagai godaan, tekanan sosial, dan tantangan yang dapat mempengaruhi arah hidup kita. “Kembang turi lak melok melok sego wadang sisane sore. Ora perduli wong alok alok sandang pangan lak golek dewe.” Kalimat ini mengajarkan kita untuk tidak terpengaruh oleh hiruk-pikuk dunia yang sementara. Jadilah pribadi yang berpengaruh, yang mampu memberikan dampak positif bagi sekitar, tanpa terperosok dalam keserakahan duniawi.

Hidup adalah tentang memilih. Pilihlah untuk menjadi pribadi yang memberikan manfaat bagi orang lain, yang menjalani hidup dengan niat baik dan usaha yang maksimal. Jangan biarkan dunia ini mengalihkan tujuan hidup kita yang sebenarnya, yaitu untuk mencapai kebahagiaan hakiki di akhirat.

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan berbagai tahapan dan ujian. Sejak dalam kandungan, kita sudah dimulai perjalanan hidup kita menuju dunia yang penuh dinamika ini. Ada yang memulai kehidupan dengan gemilang, ada pula yang penuh kesulitan. Namun, apapun yang kita alami, pada akhirnya kita akan menjalani empat tahapan perjalanan hidup: alam kandungan, alam dunia, alam kubur, dan alam akhirat.

Manusia berasal dari tanah, seperti yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian, Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka, Maha Suci Allah, Pencipta yang Paling Baik.” (Q.S Al-Mu’minun : 12-14)

Kelahiran adalah fase pertama yang kita lewati, perjalanan dari alam kandungan menuju dunia. Tapi perjalanan ini belum selesai. Untuk mencapai akhir, manusia harus melalui fase kematian dan kebangkitan. Apa yang kita lakukan di dunia ini—baik atau buruk—akan menentukan arah kita di akhirat kelak.


Hidup sebagai Ujian

Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Allah menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji amal perbuatan kita:

“Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.” (Al-Mulk/67:2)

Hidup adalah ujian yang tak bisa kita hindari. Setiap detik yang kita jalani adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, meningkatkan amal kebaikan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Sebuah pepatah Jawa mengatakan, “Tangeh lamun siro bisa ngerti sampurnaning pati, yen siro ora ngerti sampurnaning urip,” yang berarti, "Mustahil kamu bisa mengerti kematian yang sempurna, jika kamu tidak mengerti hidup yang sempurna." Hidup yang sempurna adalah hidup yang penuh dengan kesadaran, dengan tujuan yang jelas, dan dengan niat yang tulus untuk melakukan kebaikan.


Menghargai Waktu yang Terbatas

Hidup manusia di dunia ini terbatas. Sehebat dan sekuat apapun seseorang, pada akhirnya kematian akan menjemputnya. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an:

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.” (Al-A’raf/7:34)

Batas waktu hidup kita sudah ditentukan oleh Allah. Maka, kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Jangan menunda-nunda untuk berbuat baik. Lakukan kebaikan sekarang juga, karena kita tidak tahu kapan ajal akan datang menjemput.


Mati Menjemput Dimanapun Manusia Berada

Kematian adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Seberapa jauh kita berlari dari kenyataan, kematian tetap akan menemui kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Al-Jumu'ah/62:8)

Kematian adalah akhir dari perjalanan hidup yang tak bisa kita hindari. Kita hanya bisa berusaha untuk hidup dengan penuh kesadaran, melakukan yang terbaik dalam setiap langkah kita, dan bersiap menghadapi akhir yang pasti.


Berpengaruhlah, Jangan Terpengaruh

Dalam kehidupan ini, kita sering dihadapkan pada berbagai godaan dan pilihan. Maka dari itu, jadilah pribadi yang berpengaruh, yang mampu memberikan dampak positif bagi sekitar, tanpa terperosok dalam keserakahan duniawi. Ingatlah bahwa hidup ini bukan hanya tentang apa yang kita raih di dunia, tetapi bagaimana kita dapat memberi manfaat untuk orang lain dan menjalani hidup dengan niat baik.

Hidup adalah tentang memilih. Pilihlah untuk menjadi pribadi yang memberikan manfaat bagi orang lain, yang menjalani hidup dengan niat baik dan usaha yang maksimal. Jangan biarkan dunia ini mengalihkan tujuan hidup kita yang sebenarnya, yaitu untuk mencapai kebahagiaan hakiki di akhirat.


Renungkan dan Ambil Hikmahnya

Seperti bunga yang mekar, kita semua memiliki waktu yang terbatas untuk memberi manfaat pada dunia ini. Jangan sia-siakan waktu kita, karena kehidupan ini bukan hanya tentang apa yang kita capai, tetapi juga tentang bagaimana kita menjalani perjalanan ini dengan penuh makna.

“Waktu yang kita miliki adalah kesempatan emas. Gunakan waktu itu sebaik mungkin untuk berbuat baik, untuk mencintai, untuk berbagi, dan untuk mendekatkan diri kepada Allah.”

Semoga setiap langkah kita menjadi amal yang diterima, dan setiap keputusan kita menjadi jalan menuju kebahagiaan sejati di akhirat.

Lebih baru Lebih lama